Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Hiruk Pikuk Kurikulum Pendidikan Indonesia

4 Mei 2013   18:38 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:06 569 0
Ahmad Adib Musthofa, S.HI

Menjelang tahun ajaran 2013 beberapa bulan kedepan, beberapapihak yang peduli terhadap perkembangan pendidikan Indonesia ikut bersuaramembicarakan masa depan kurikulum 2013. Kurikulum yang akan diusung kementrianpendidikan untuk membangun pendidikan Indonesia, kurikulum ini diharapkan mampumembentuk generasi bangsa yang mampu bersaing dengan generasi bangsa yanglainnya.

Berbagai promo yang dilakukan kementerian pendidikan untukmensosialisasikan kurikulum 2013 kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Kementrianpendidikan yang dipimpin oleh M. Nuh sangat yakin, bahwa kurikulum 2013 mampumenjawab perkembangan zaman, dan mampu membekali pelajar Indonesia dalammenghadapi tantangan zaman.

Hiruk pikuk “kegagalan” penyelenggaraan UN yang belumterselesaikan, ternyata tidak menciutkan nyali para pejabat di kementerianpendidikan dalam mempromosikan kurikulum 2013. Ujian Nasional yang sudahdianggap MK tak layak diterapkan di negeri ini, dipaksakan untuk dilaksanakanUN disetiap sekolahan seluruh Indonesia.  Sehingga ada dari berbagai pengamat menyatakanbahwa kepemimpinan M. Nuh tidak berhasil menakhkodai kementrian pendidikan danbanyak dari para mahasiswa berkeinginan mantan rector itu untuk mundur darikursi kementerian.

Kegagalan pendidikan Indonesia yang belum mampu membentukmasyarakat yang madani, memang tidak bisa lepas dari proses pembelajaran parapelajar disekolahannya masing-masing. Hal ini tanpa mengurangi peranan keluargadan masyarakat dalam membentuk moralitas para pelajar dalam berkehidupanbermasyarakat dan bernegara.

Membicarakan keberhasilan pendidikan di Indonesia tidak bisadilepaskan dari kurikulum. Kurikulum menurut para penggiat pendidikan merupakanperangkat penting dalam menentukan kebijakan, proses pembelajaran, strategiserta evaluasi dalam dunia pendidikan. Keberadaan kurikulum adalah untukmenentukan kearah mana pendidikan Indonesia akan diarahkan. Keberadaan kurikulumdalam pendidikan juga dapat menentukan kemanakah para pelajar ini akandiarahkan, akan dijadikan apa para pelajar kelak selesai sekolah, dan bagaimanapara pendidik ini dalam mengajarkan dan mentransformasikan ilmu pengetahuannyakepada para pelajar.

Kurikulum adalah perangkat (alat) dalam menentukan tujuandalam pembentukan kegiatan pendidikan dan pengajaran. Dalam kurikulum terdapatmata pelajaran, mata pelajaran inilah yang dijadikan sarana bagi guru danpelajar dalam mengarahkan para siswa. Didalam kurikulum juga terdapat program pendidikanyang diberikan kepada peserta didik guna mengarahkan peserta didik dalam suatutujuan. Secara singkatnya kurikulum adalah suatu system atau perangkat untukmempermudah para pendidik dalam mengarahkan para siswa dalam prosespembelajaran sehingga tercapainnya suatu tujuan atau menuju output yangdiharapkan.

Dalam penyusunan kurikulum yang menjadi barometer keberhasilanpendidikan adalah pertama kandungan materi yang diajarkan kepada peserta didik,yang kedua adalah pelaksanaan pembelajaran, yang ketiga adalah penilaian darihasil penguasaan materi dan pelaksanaan pembelajaran dan yang keempat adalahhasil akhir.

Jika mengacu kepada empat hal tersebut pendidikan Indonesia apakahsudah menuju tujuan manusia yang beriman dan bertaqwa (moralitas tinggi), cakapdan kreatif, mandiri dan bertanggungjawab. Kesuksesan pendidikan Indonesia itudibuktikan oleh pelajar yang mampu bersikap yang berdasarkan ketuhanan yangMaha Esa, mampu berpengetahuan luas dan memiliki ketrampilan.

Kemunculan kurikulum 2013 didasari oleh krisisnya keadaanbangsa yang semakin merosot moralitasnya. Coba bayangkan saja disetiap beritayang dikabarkan di televise dan media massa yang lainnya. Sudah berapakah parapejabat menjadi koruptor yang memperkaya diri sedangkan rakyat dalampenderitaan yang sudah pada titik nadir, sudah berapakah jumlah generasi negeriini dirusak dengan NARKOBA, sudah berakali berita tawuran pelajar terjadi,sudah berakali tawuran para mahasiswa, sudah berapa kali berita mengenaipemerkosaan, lebih parahnya lagi berita tentang ibu bunuh anaknya, bapakperkosa anaknya, anak bunuh ibunya dll.

Secantik apapun kurikulum yang diterapkan dalam duniapendidikan Indonesia, jika para pelaku (pejabat, pelaku pendidikan, pengawaspendidikan, dinas, pemerintah dan elemen masyarakat) masih menyimpan trikkotor, maka system yang ada akan menjadi kotor dan hasilnyapun juga terkotori. Kurikulumadalah hanyalah perangkat/alat.

Pisau adalah alat, pisau jika ditangan koki maka akanmembantu kinerja koki lebih baik, pisau kalau ditangan pedagang daging makaakan mempermudah pekerjaanya, tapi jika pisau ada di tangan penjahat, makapisau itu akan menjadi mesin pembunuh atau setidaknya sebagai alat untuk terror.Begitu juga kurikulum pendidikan. Selama kurikulum itu berada ditangan-tanganyang tidak bersih, maka jangan harap generasi yang akan dihasilkan memilikimoralitas yang tinggi, setidaknya hasilnya adalah sama dengan para pelakupemegang kurikulum. (Adib El-Nglesany)

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun