Sayang, kertas khusus mencetak foto yang glossy hanya ada belasan lembar. Jadinya, niat mencetak bintang sepak bola lebih banyak, kami urungkan. Besok-besok saja, pikir saya. Tegasnya, kami puas dengan kinerja mesin pencetak yang ukurannya mungil ini. Bentuknya yang elegan dan cukup ringan, membuat Pixma E400 ini gampang dipindah-pindahkan. Sangat mobile. Tak ada gading yang tak retak. Persoalan nilai minus kami malam itu, ternyata bukan hadir dari Canon Pixma E400 ini, melainkan dari gadget yang saya gunakan untuk memfoto aktivitas kami malam itu. Di antara kami, tak ada yang punya kamera Canon yang terkenal itu, hehehe. Semoga ini menjadi doa agar tulisan ini bisa menang dan mendapatkan kamera Canon yang saya idam-idamkan, aamiin. Fotografer yang biasanya masih bercokol di kantor, malam itu sudah pulang.
Lantaran sedari awal berniat memposting tulisan ini di Kompasiana via sabak elektronik, gadget ini pula yang saya gunakan untuk memfoto. Apalagi niat memposting ini memang mesti disegerakan supaya informasinya bisa lekas dibaca Kompasianer dan pembaca lainnya. Tegasnya, mesin pencetak keluaran Canon ini oke punya, elegan, ekonomis, terjangkau, dan punya kualitas prima. Untuk keluarga, disarankan memiliki printer jenis ini. Apalagi yang memiliki anak yang bersekolah di SD, SMP, SMA, dan perguruan tinggi. Tugas sekolah yang salah satunya mencetak naskah akan lebih ekonomis jika setiap famili memiliki mesin pencetak semacam ini. Dengan harga yang terjangkau, kita meminimalkan pengeluaran yang lebih besar untuk keperluan mencetak naskah dan foto.
Keuntungan lain, foto kegiatan keluarga dan jiran, bisa kita cetak dengan Pixma E400 ini. Dengan gadget yang dibekali kemampuan memotret, akan koheren dengan kepemilikan E400 ini. Saban kita butuh naskah atau foto yang tercetak, Pixma ini bisa diandalkan. Satu perkara lain yang juga diusung Pixma E400 ini ialah kemampuan memindainya yang bisa diandalkan. Printer cum scanner ini memang multifungsi. Selain urusan ngeprint, alat ini dibekali juga kemampuan memindai yang lumayan. Memang, semestinya, printer zaman sekarang mesti demikian. Ia mesti multitasking. Pembeli akan merasa beruntung, membeli satu unit printer dengan layanan yang bermacam-macam. Detail dan perincian soal keuntungan printer ini dalam memindai, akan diketengahkan dalam tulisan selanjutnya, insya Allah.
Sebagai jurnalis yang selalu skeptis terhadap fakta di lapangan, dalam ihwal printer ini pun demikian. Meski lancar dan rapi untuk urusan mencetak naskah dan foto, ada saran agar produk ini makin prima lagi. Sarannya cuma satu kok. Dibandingkan dengan penyusunan kertas secara vertikal, saya lebih sreg jika kertas yang akan masuk ke dalam printer ini posisinya tidur. Dengan begitu, jumlah kertas yang bisa diletakkan bisa lebih banyak. Dan peluang kertas masuk dobel saat di-print bisa diminimalkan.
Soal ruang untuk itu, saya pikir Canon bisa mengakalinya sehingga bentuknya tetap minimalis tapi fungsinya maksimalis. Apalagi ketika mencetak banyak, katakanlah sampai seratusan halaman, printer akan lebih mudah menarik kertas dan mengeluarkannya jika posisinya direbahkan atau horizontal. Ya, mungkin ini pikiran sederhana saya sebagai orang yang awam soal dunia printer. Namun, inovasi kan adalah sebuah kemestian. Perubahan itu adalah keniscayaan. Satu-satunya yang tidak berubah di muka bumi ini ialah perubahan itu sendiri. Pun dalam produksi sebuah alat elektronik semacam printer. Gunanya resensi sebuah produk, selain mengetengahkan keunggulan dari produk, sejatinya juga bisa menemukan peluang agar produk di masa depan performanya mengagumkan.
Niatnya tentu bukan untuk mencela atau menjatuhkan. Bukan sama sekali. Gunanya ialah agar ada perubahan sehingga performa produk yang akan dirilis berikutnya akan makin sempurna. Sebuah produk dibuat dan dilempar ke pasaran untuk dinikmati konsumen. Konsumen tentu akan puas jika performa produk yang dibelinya sesuai dengan ekspektasi. Andaipun sudah puas, produsen semestinya tetap berinovasi agar produk di kemudian hari kualitasnya makin bagus dan memuaskan pelanggan.
Inilah cara mengeratkan produk dengan konsumen. Kalau konsumen sudah fanatik, tentu ia akan selalu menggunakan merek itu. Kalau semua pelanggan Canon Printer Pixma merasakan kepuasan yang sama, yakinlah merek ini makin punya hati di setiap pelanggan. Dan saat mereka ditanya kerabat yang ingin memiliki mesin pencetak yang berkualitas dengan harga terjangkau, hakulyakin, yang akan direkomendasikan ialah keluaran Canon.
Usai mencetak naskah berpuluh-puluh halaman dan beberapa foto, kami berdiskusi. Sebagai orang awam di dunia elektronik dan gadget, saya meminta pendapat Rivai bagaimana agar sebuah perkakas elektronik bisa awet. Kami tukar pikiran malam itu sambil sesekali menyesap kopi dan mengudap. Dari obrolan ringan, kami berkesimpulan beberapa hal. Supaya perkakas Canon Printer Pixma E400 ini awet, ada hal yang kudu diperhatikan.
Pertama, tempatkan printer ini seaman mungkin. Buat kita yang di rumah memiliki anak kecil, tempatkan mesin ini sehingga tak bisa dijangkau anak-anak. Jika kita memiliki ruang kerja pribadi yang tertutup, tempatkan Canon Printer ini di sana. Jika meletakkan di sembarang tempat, peluang untuk dimainkan anak-anak cukup besar. Kemungkinan terkena air, diutak-atik, cukup besar. Makanya, tempatkan ia pada ruang yang nyaman dan aman.
Kedua, selubungi printer dengan kain halus atau plastik bersih. Sebagai printer yang software di dalamnya sangat sensitif, ada baiknya membungkus printer jika tak digunakan, apalagi dalam waktu yang lama.
Kita barangkali tidak tahu, ada lapisan genting yang bocor sehingga menjatuhkan air saat hujan. Setidaknya, jika itu terjadi, Pixma kita ini terlindungi. Partikel alat elektronik ada kalanya terganggu jika debu sudah menempel lekat. Memang tak sampai merusak, tetapi menjaga tentu lebih baik ketimbang menyervisnya bukan?
Ketiga, ganti cartridge secepatnya. Pixma ini memang diklaim bisa mencetak 400 halaman. Namun, menurut saya, itu hanya angka maksimal. Jika dikalkulasi naskah yang tercetak sudah mendekati angka 400, ada baiknya cartridge diganti yang anyar. Mesin akan bekerja lebih berat jika isi tinta di dalamnya sudah sedikit. Ketimbang menindas printer agar tetap bekerja dengan isi tinta yang akan habis, lebih baik menggantinya dengan yang baru. Jangan pelit untuk mengeluarkan uang. Toh, harga cartridge ini terjangkau kok. Yang tinta hitam saja, harganya sekira Rp90 ribu.
Simpulannya, Pixma E400 ini layak dijadikan referensi dan diandalkan untuk urusan mencetak naskah dan foto. Kemampuan memindai yang prima makin menegaskan printer ini memang perkakas elektronik yang pintar. Wallahualam bissawab.