Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Belajar Cinta Tanah Air

16 Agustus 2011   13:31 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:43 270 2
Bisa dikatakan bahwa tingkat nasionalisme bangsa Indonesia saat ini sangatlah rendah. Kita melupakan makna cinta tanah air, menjadikan pelajaran kewarganegaran yang kita kecap sejak bangku SD tidak berguna, menyia-nyiakan pengorbanan para pahlawan, dan tidak melestarikan budaya Indonesia yang kaya dan beragam, warisan nenek moyang. Hal tersebut bisa dilihat dari apa saja yang dikonsumsi sampai bahasa yang digunakan.

Hampir semua orang malu menggunakan barang buatan Indonesia. Dengan berbagai alasan kita menolak memakai produk buatan dalam negeri, mulai dari gak gaul sampai mengatakan kualitas barang Indonesia yang kalah jauh dengan buatan negara lain. Nyatanya?Banyak barang buatan negara lain tergantung pada bahan baku dari negara kita ini. Masyarakat di negara maju seperti Koreapun mengatakan sifat anak tergantung pada orang tuanya, saat mencari menantu, kebanyakan orang tua akan mencari tahu bagaimana keluarga calon menantunya, baikkah, atau burukkah asal usul mereka. Kenapa kita tidak memberlakukan hal yang senada untuk barang impor yang dikatakan 'kualitasnya lebih bagus', apakah kualitasnya akan bagus tanpa bahan baku yang bagus?Tentu saja tidak!

Masalah ketidakgaulan menjadi konsumen produk dalam negeri coba dipikirkan lagi!Saat kita banyak mengonsumsi barang impor, devisa negara pengekspor akan bertambah, sedangkan devisa negara kita sendiri malah berkurang. Dengan begitu perkembangan negara kita akan gagal, jika dilanjutkan seperti ini maka negara maju akan semakin kaya sedangkan negara kita makin miskin. Gaulkah namanya menjadikan diri kita tidak punya apapun untuk dibanggakan?

Belum cukup sampai di situ kita memberatkan laju perkembangan Indonesia. Budaya yang merupakan jati diri bangsa mulai dilumuri budaya asing tanpa kendali. Menyukai budaya Indonesia, misalnya saja pertunjukan wayang, dianggap 'kolot', lebih suka menonton drama kolosal Korea. Padahal drama itu menceritakan budaya mereka, bukan budaya kita.  Apakah negara bisa sukses jika menjaga jadi dirinya saja tidak bisa?

Belum lagi, dengan bangga kita mempelajari Bahasa Inggris tapi tidak suka dengan pelajaran bahasa daerah di sekolah. Padahal kita punya Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, dan puluhan bahasa daerah. Saya setuju jika dikatakan itu karena Bahasa Inggris adalah bahasa yang "mendunia", digunakan untuk berkomunikasi dengan dunia luar. Tetapi, bukan berarti bahasa kita harus terlupakan bukan?Kenapa kita tidak mendahulukan kepentingan untuk berkomunikasi dengan keluarga kita dulu?Dengan bangsa Indonesia?Apa kalian pikir gagal berkomunikasi di dalam akan berhasil di luar?

Mari kita mencoba mencintai tanah air kita!Menghargai budaya sebagai warisan bangsa!Seperti seorang anak, kita baru bisa diterima dalam masyarakat jika keluarga kita berhasil. Oleh sebab itu, kenali dulu bangsamu sebelum berkenalan dengan bangsa lain!Jadikan barang impor pilihan terakhir!Kuasai dulu Bahasa Indonesia sebelum belajar bahasa lain!Dan tentu saja, sumbangkan prestasi untuk memajukan negeri ini!

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun