Nama ayahku Ridwan dan ibuku Ria Aprimita. Pekerjaan ayahku wirausaha dan ibuku Tata Usaha (TU) di SD N 7 Padang Panjang Timur. Ibu dan ayah seperti pahlawan tangguh bagiku. Ayah dan ibu selalu memberikan yang terbaik bagiku. Aku sangat menyayangi mereka.
Kami sekeluarga beragama Islam. Ayah seorang yang rajin solat ke Mushola Fajar Islam. Setelah Maghrib, kami rutin membaca Al-Qur'an. Terkadang kami melaksanakan puasa Senin Kamis. Hal ini ditunjukkan bahwa kami sangat mencintai Islam.
Aku anak pertama dari 3 bersaudara. Adik pertamaku bernama Gibran. Ia berumur 11 tahun. Adik keduaku bernama Aqilla. Ia berumur 5 tahun.
Aku hobi berpuisi, menyanyi, menari, dan bersosialisasi. Aku mengembangkan hobiku pada organisasi, yaitu Pik-R, sanggar, dan Forum Anak. Aku senang membaca buku yang terdapat puisinya. Aku manyanyi dan menari untuk mengasah hobi dan minatku. Di Forum Anak aku bersosialisasi dengan masyarakat dan anak-anak.
Cita-citaku menjadi seorang psikolog dan diplomat. Menjadi psikolog untuk dijadikan tempat curahan cerita bagi mereka yang butuh sandaran. Menjadi diplomat untuk bertugas sebagai komunitator dalam suatu perundingan negara.
Aku dulu sekolah di TK Kasiah Bundo. Di sini aku memiliki banyak teman. Guru-gurunya baik sekali. Mereka sangat sabar menghadapi tingkah laku ku dan teman-teman. Mereka mengajari kami membaca dan menulis.
Aku dulu sekolah di SD N 07 Ekor Lubuk. Di SD aku selalu meraih juara 1 atau juara 2. Aku sangat merindukan momen dimarahi karena berisik di kelas. Sepulang sekolah kami belajar sore dan pulang berjalan.
Sekarang, aku masuk ke sekolah favorit, MTsN Padang Panjang. Di sini, aku mempunyai teman dari dalam ataupun luar Padang Panjang. Pelajaran disini lebih banyak daripada sekolah biasa. Di kelas 7 kelasku banyak anak asrama. Di kelas 8 kebalikannya, banyak anak liar asrama. Guru favoritku selama 2 tahun ini Buk Aci, guru BK.
Harapanku setelah lulus MTsN, aku ingin masuk ke SMA 1 Padang Panjang. Aku kagum dengan kakak-abang kelasku lulus di SMA 1. Ibu dan ayah juga berharap aku masuk ke sana. Mereka ingin aku juga berkembang dan lebih rajin.
Keluargaku berharap aku mendapatkan beasiswa untuk kuliah nanti. Aku ingin masuk UI atau UGM. Menjadi sarjana pertama antara ayah dan ibu. Serta lulus dalam program pertukaran pelajaran yang diadakan kampus. Mengikuti berbagai organisasi yang diselingi bisnis kecil-kecilan.
Menjadi lulusan UI umur 21 tahun suatu kebanggaan ku. Setelah tamat kuliah aku belajar tentang saham pada omku. Aku berjuang lagi agar ibu dan ayah bahagia.
Aku ingin menjadi seorang diplomat atau psikolog umur 22 tahun. Mendapat gaji 2 digit. Menjelajahi Islam di Eropa dan Australia seperti omku. Aku juga ingin membangun les gratis untuk anak panti asuhan.
Pada umur 23 atau 24 tahun aku ingin membeli rumah dan mobil. Aku akan memprioritaskan membangun rumah untuk orang tuaku dan aku. Aku akan membeli mobil agar aktivitasku cepat serta lancar.
Menjadi penghafal Quran suatu kemuliaan. Aku selalu mengusahakannya satu persatu. Targetku hafal 4 juz. Dengan harapan tidak lupa karena terus kuulang.
Menginjakkan kaki ke tanah Makkah umur 27 tahun. Mempunyai penghasilan yang InshaaAllah besar. Aku akan naik haji bersama keluargaku. Berdoa di depan Ka'bah dan meminum air zam-zam.
Rencanaku menikah diumur 25 ttahun. Dengan segala kesiapan mental dan fisikku. Semoga mendapat suami seperti Imama Al-Hafidh yang kuat agamanya. Tanggung jawab, lembut, pengertian, tidak menuntut, dan tidak kasar.
Aku berencana memiliki 2 anak. Anak pertama laki-laki. Anak kedua perempuan. Aku ingin anak ku merasakan mempunyai abang. Aku elajar parenting yang baik terhadap anak dari remaja.
Aku bersyukur mempunyai orang tua yang sangat sayang padaku. Jika sukses nanti aku akan memberikan hal-hal yang mereka ingin. Membawa mereka jalan-jalan. Memberi hadiah kecil-kecilan tapi berharga.
Jika Insyaallah aku benar-benar sukses kemudian hari. Aku ingin memberikan bantuan kepada anak-anak panti. Sedekah pengamen, pemulung, anak terlantar, dan lainnya. Aku juga ingin mendirikan sebuah kelas gratis bagi anak-anak kurang mampu.
Ketika aku memang tinggal di luar negri. Aku tetap mencintai Indonesia. Akan kukenalkan Bahasa Indonesia kepada anakku kelak. Terkadang kami memakai batik di acara negara. Membantu negara jika ada suatu musibah.
Semoga Allah mengambil nyawaku pada umur 75 tahun secara husnul khotimah. Ketika dalam keadaan suci beribadah. Aku ingin melihat anakku sukses dahulu. Melihat mereka berdiri di pelaminan bersama pasangannya.
Amiinn Ya Rabbal 'Alamin