“aku ini suamimu dara” suatu hari setelah dia kembali memaki aku, aku membentaknya. tebak apa yang terjadi. dia menangis setelah aku bentak dan mendekapku dengan erat. “kau suami yang jelek, kau suami yang bodoh, kau suami yang lemot” dia kembali meracau dalam pelukaknku. “dara apa sebenarnya kau masih mencintai suamimu ini” tanyaku mendesah pelan. “aku mencintaimu kang mas, tapi kau sekarang tak pernah memberi aku ciuman indah yang sering kau berikan dulu kepadaku” tangisnya dalam dadaku.
aku memegang kedua pipinya, lalu ku kecup keningnya yang terhalang kerudung. kupandang matanya dan ku mulai mendekatkan bibirku ke bibirnya, dan upz…. “mamah aku tidak jelek, tidak juga bodoh apalagi lemot, tapi aku sedang sariawan mamah” dara pun menatapku dan tersenyum “maaf” bisiknya pelan dan kamipun saling memeluk dan tersenyum.