Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Cinta Gila

2 Desember 2012   17:02 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:17 125 0
Bego! Jatuh cinta koq sama orang yang udah bertahun-tahun ga ketemu!
Iya, dulu kalian akrab. Berteman tanpa beban, bertengkar, baikan lagi. Bertengkar lagi. Baikan lagi. Tapi itu masa kecil yang sudah berlalu. Klo sekarang satu waktu di masa dewasa takdir mempertemukan kalian. So what? Apa berarti sekarang kalian lebih akrab? Apa berarti kalian sekarang ♏áů lebih akrab? Apa berarti sekarang kalian bisa dan ♏áů mengakrabkan diri?
Apa yang kamu ♏áů coba bangun? LDR? HTS? Hahaa... Dreamer!!
Wake up dreamer girl!!
Sudahlah, jalani hidupmu ke depan. Dia ga pernah ada buatmu. Dia, cuma dia yang tau apa alasannya menghindari kamu. Jangan maksa klo dia emang ga ♏áů bilang knp dia menjauhi kamu!
Cinta itu ga bisa dipaksa. Kamu sendiri tau itu!
Klo bisa dipaksa, ga mungkin kamu nolak ajakan nikah laki2 itu. Ga mungkin juga dengan gamblangnya akhirnya kamu akuin perasaanmu ke dia.
Cinta itu gila. Cinta itu buta. Cinta itu dia.
Cinta itu indah, tp cinta juga adalah luka

Saya: "Semua orang bisa bilang saya bodoh, saya bego..karena mereka ga pernah tau apa yang saya rasakan.....
Rasa ini ada sejak bertahun-tahun yang lalu. Bukan sekejap mata. Bukan karena pelarian akibat saya tolak laki-laki itu.
Kalian tau, laki-laki yang pernah memintaku menikah dengannya adalah juga lelaki yang 15 tahun yang lalu aku menyukainya. Lelaki yang pernah aku doakan pada Tuhan.
Ya, Tuhan jawab doa saya saat itu dengan mengembalikan dia yang pernah hilang. Tapi ternyata perasaan saya sudah tidak seperti dulu saat doa itu saya panjatkan. Karena apa...karena saya lebih memilih laki-laki bodoh, yang entah bagaimana memikat hati saya dengan pemikirannya yang selalu menjungkirbalikkan logika saya. Meski laki-laki itu tak pernah sadar saya punya rasa yg berbeda padanya.
Iya, saya sempat ungkapkan rasa padanya. Meski saya ga pernah bilang sejak kapan rasa ini ada....
Tahukah kalian, rasa ini ada sejak saya dan dia belum mengenal apa itu cinta.
Hari itu saya melihatnya sholat, di mushola kecil sekolah kami. Dan sepertinya itulah saat Tuhan menitipkan rasa itu pada saya. Hari-hari kami dulu adalah hari-hari yg penuh pertengkaran anak-anak. Sejak dulu. Entah kenapa, saya selalu jadi objek kejahilannya. Mungkin karena hanya saya yg berani membalas kejahilannya. Betapa kenangan itu masih ada di kepala saya seolah baru kemarin kejadiannya berlangsung. Banyak kejadian lain semacam itu. Termasuk juga bekas luka baret di tangan kanan saya yg tidak bisa sembuh ini. Dialah saksi kami....
Hampir 5 tahun kami berteman. Sampai akhirnya saya pindah ke kota lain dan dia tetap di kota kami.
Lalu waktu, mempertemukan kami di sebuah media sosial. Lalu waktu, menerbangkan ingatan kami ke masa lalu. Lalu waktu membawa kami ke masa kini. Masa dewasa, dengan segala ceritanya. Dengan segala keakraban yang kami cipta. Mengikis kekonyolan masa lalu. Melangkahkan kaki diantara mimpi-mimpi yang kadang kami ceritakan satu dengan lain. Lalu waktu, mempertemukan kami. Di kota kami. Dalam suatu waktu setelah gerimis... Tidak ada apa-apa saat itu. Hanya bahagia bertemu kawan lama...
Lalu waktu kembali memisahkan kami.
Kami tetap bicara lewat media. Apapun itu tak pernah benar-benar terputus kabar sampai 2 tahun lamanya sejak kami bertemu kembali setelah berpisah belasan tahun. Tetap saling mendukung, kadang-kadang ribut, karena hobi jahilnya pada saya masih belum hilang.
Sampai akhirnya, suatu hari dia memasang foto bersama seorang gadis. Sampai akhirnya ada seorang yang mendekati saya untuk menikah.
Saat itu saya sadar klo dia sudah mengambil perhatian saya lewat percakapan2 kami.
Lalu waktu membiarkan saya berpikir. Saya menolak laki-laki itu dan memilih mengejarnya. Karena saya rasa saya punya rasa berbeda. Ini bukan tentang cinta saat ini, atau sekedar masa lalu. Tapi tentang kualitas pemikiran yang akan dibutuhkan di masa depan kami berdua. Saya melihatnya di dirinya. Lebih dari itu, rasa ini ada tanpa saya tau sebabnya, dan kenapa hanya dia yang memiliki magnet yang menarik saya mendekati kutubnya.

Lalu waktu menuliskan kisahnya. Dibuatnya saya datang di kota kami. Tanpa kami bertemu.... Dan saya pulang dengan sejuta tanda tanya. Hanya dia yang sanggup menjawab. Hanya dia yang tau alasannya.
Sementara saya masih bingung dengan sikapnya.
Saya sendiri tidak mengerti apa ini cinta atau apa. Apa ini akan berhasil atau tidak...
Hanya berserah pada Tuhan...
Hanya berharap suatu hari nanti akan ada penjelasan dari semua yg terjadi."

"Apa anda masih berpikir saya bodoh setelah membaca semua ini?"

"Apa saya tidak boleh bertanya padanya?
"Saya harus apa?"

Kalian cuma bisa bilang, stop udah move on. Cari yang baru. Sebagian bilang, balik lg aja sm yang satunya...

"Ahh, andai cinta bisa dipaksa....."

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun