Di Pospay, juga menawarkan keagenan bagi siapa yang mau jadi pengelola loket/outlet. Ada banner tentang Pospay "Bisa Bayar Apa Saja" Ini semata hanya untuk membandingkan dan melihat bisnis yang sejenis dengan VSI.
Syaratnya harus punya tempat usaha yang strategis, peralatan komputer, printer, internet. Cek di web pospay atau tanya langsung ke kantor pos.
Fee yang dibagi untuk agen pengelola loket, ada listnya per transaksi. Rata2 Rp. 900-1500.
Di pospay, juga membuka pendaftaran korlap atau koordinator, yang bertanggungjawab untuk membantu kesulitan downline.
Keuntungan yang diperoleh korlap: Fee Rp.100 dari tiap transaksi downline (dipotong dari fee downline). Dan dibolehkan menarik uang pendaftaran ke calon agen. Apa ini Money Game?
Gak mungkin dong, PT Pos Indonesia melakukan Money Game. Usaha apapun, pasti ada payung hukumnya. Nah sama aja kan cara kerjanya dengan VSI. Silakan dicari atau gooling jenis2 jasa PPOB yang lain. Kita bisa bandingkan dan pelajari agar lebih paham.
Ini kan sebenarnya sistem dagang biasa. Ada pengecer, ada agen, ada distributor, ada produsen. Nah masing2 ambil keuntungan yang tingkatannya tentu berbeda, tergantung dari kemampuan dan modal usahanya. Distributor pasti dapat keuntungan yang lebih banyak. Karena dia butuh usaha dan modal lebih banyak untuk ambil ke pabrik dalam jumlah besar. Yang kemudian didistribusikan lagi ke agen2.
Apa distributor merugikan pengecer? Ya tidak kan. Dia dapat harga lebih murah karena mengeluarkan modal lebih besar, dengan resiko yang lebih besar pula.
Ilustrasi sederhananya, ada produsen, misalkan PLN. PLN punya ratusan juta pelanggan diseluruh Indonesia, yang setiap bulan perlu ditagih iuran listriknya. Nah, loket2 PPOB ini, apapun itu namanya, termasuk VSI, ibaratnya adalah agen atau makelar yang menawarkan jasa membantu PT PLN menagih iuran listrik dari seluruh pelanggannya. Kalau tidak ada jasa PPOB (bank, koperasi, minimarket dsb) yang membantu PLN, mereka kan harus menyediakan loket di kantor2 PLN untuk menerima pembayaran iuran listrik pelanggannya. Mereka juga harus menggaji pegawai loket. Berapa banyak biaya yang harus dikeluarkan dengan jumlah pelanggan yang ratusan juta itu.
Seperti jaman baheula dulu lah. Kalau gak ke PLN, masyarakat bayar listriknya ke KUD.
Kehadiran jasa PPOB dengan teknologi yang semakin canggih, membantu meringankan kerja PLN. Memangkas biaya2 mereka. Pasti ada komisinya dong. Sama aja dengan agen2 tiket, agen2 bus, dll. Pasti ada komisi.
Jadi, apa yang salah kalau VSI dapat komisi dengan menyediakan jasa pembayaran? Apa itu Money Game?
Bedanya, agen2 PT VSI tidak harus punya kantor offline. Kantornya cukup Virtual saja. Melalui HP/Gadget sendiri. Yang diterapkan VSI adalah teknologi masa depan yang mungkin banyak orang masih belum terbuka wawasannya. Dengan teknologi itu, VSI membuka peluang seluas2nya bagi masyarakat Indonesia untuk punya loket payment sendiri. Tanpa perlu keluar banyak modal. Tanpa ribet sudah bisa jualan jasa/produk. Hanya dari HP/Gadget ditangan dan dimana saja.
Kalaupun tidak digunakan untuk jualan, di pakai untuk pribadi/keluarga saja, sudah memberi keuntungan.
Sama juga dengan pulsa HP, VSI jadi agen, makelar, untuk menyalurkan/menjual pulsa kepada ratusan juta pelanggan provider seluler yang bermacam2. Ya pastilah ada komisinya dari perusahaan provider seluler itu. Yang pernah jualan pulsa, ada prosedurnya kan, untuk ambil ke agen. Harus daftar, dan juga ada biaya awal (beli strarter pack).
Jadi sebenarnya tidak ada yang aneh dengan kegiatan PT Veritra Sentosa Internasional (VSI).
By Bpk. Mochamad Wisapgiman (Mitra VSI Cerdas)