Hari ini, sepulang kuliah, saya duduk di warung kopi yang biasa saya datangi. Kebetulan, saat itu warung kopi sedang ramai, jadi saya pun bergabung dengan beberapa bapak Ojol yang tengah berbagi cerita tentang lika-liku hidup mereka. Saya ikut terlibat dalam percakapan mereka, hingga saya terkejut ketika salah satu dari mereka bertanya: "Apakah kita hidup untuk hari ini, ataukah kita hidup untuk menunggu hari esok?". Pertanyaan ini mungkin terdengar sederhana, tetapi juga sangat menarik untuk dibahas. Ini bukan sekadar pertanyaan basa-basi, melainkan sebuah pertanyaan yang menyangkut eksistensi hidup manusia.
KEMBALI KE ARTIKEL