[caption id="attachment_126471" align="aligncenter" width="640" caption="Antrian di Custom. Foto dari www.sydneyairport.com.au"][/caption]
Salah satu yang perlu diperhatikan ketika berkunjung ke Australia adalah aturan 'custom' yang lumayan ketat. Barang-barang seperti bahan makanan segar dan produk turunan susu tidak boleh dibawa masuk negara ini. Sebelum berkemas, sebaiknya baca dulu peraturan custom (cukai) Australia
di sini. Barang-barang berbahaya seperti senjata api, bahan peledak, dan obat-obat terlarang jelas tidak boleh dibawa masuk. Namun ada beberapa barang yang sepertinya tidak berbahaya yang masuk dalam daftar terlarang. Tapi nggak usah khawatir berlebihan, asalkan kita 'declare' barang-barang bawaan kita ketika melewati pemeriksaan
custom, pasti aman-aman saja.
Jangan Tersesat di Bandara Saya pertama kali ke Australia tahun 2006, hanya berdua dengan Big A (waktu itu masih usia 4 tahun). Si Ayah sudah lebih dulu berada di Sydney saat kami menyusul. Ini adalah kali pertama saya ke luar negeri (bawa anak kecil pula). Rasa sukacita saya bercampur dengan perasaan was-was, bagaimana nanti melewati pemeriksaan di bandara, bagaimana kalau saya nggak ngerti bahasa Inggris mereka dan mereka nggak ngerti dengan saya. Meski si Ayah sudah mengirim petunjuk detil bagaimana nanti di bandara Sydney, apa saja yang harus dihadapi dan dilakukan, lengkap dengan scan formulir yang harus diisi, perasaan was-was saya tetap tidak mau pergi. Di pesawat, kira-kira satu jam sebelum mendarat, kita akan diberi
Incoming Passenger Card. Isinya data diri kita, alamat yang dituju di Australia dan deklarasi barang-barang yang kita bawa. Di situ sudah ada daftarnya, sehingga kita tinggal beri tanda silang "ya" atau "tidak". Kalau ragu-ragu, disarankan memilih "ya". Nanti petugas yang memeriksa yang akan memutuskan apakah barang tersebut boleh dibawa masuk atau tidak. Jangan sekali-sekali menyembunyikan apapun dari petugas. Kalau sampai ketahuan akibatnya fatal, bisa terkena denda sampai $220 atau malah dijebloskan penjara dengan hukuman maksimal 10 tahun. Dan, petugas bandara di sini nggak menerima sogokan ya :p [caption id="attachment_122831" align="aligncenter" width="624" caption="Incoming Passenger Card. Gambar dari www.movetosydney.com"][/caption] Turun dari pesawat di
bandara Sydney, saya yang nggak tahu apa-apa berusaha percaya diri agar Big A nggak cemas. Dengan pedenya saya ikuti arus orang-orang yang turun satu pesawat dengan saya. Meskipun jalan menuju pemeriksaan imigrasi dan custom lumayan panjang dan lama, namun tanda menuju ke sana juga jelas. Di sepanjang koridor ada tulisan dengan arah panah: Custom. Begitu mendekati pemeriksaan visa, arus terbagi menjadi dua: satu untuk pemegang paspor Australia dan New Zealand, satunya untuk pemegang paspor negara lain. Ada banyak petugas yang mengurusi pemeriksaan paspor ini. Antrian juga berjalan tertib, satu antrian dan selanjutnya menuju konter-konter yang tersedia. Ketika sampai giliran kami diperiksa paspor dan visanya, ternyata ada masalah. Paspor Indonesia kami tidak bisa dipindai di mesin si petugas. Waduh, saya jadi cemas. Apalagi petugas dengan galaknya menyuruh saya mengisi (lagi)
incoming passenger card untuk Big A. Padahal tadinya sudah saya tanyakan bahwa satu keluarga hanya mengisi satu kartu. Petugas selanjutnya menyuruh saya ke konter utama. Di sana, alhamdulillah paspor dan visa kami berhasil dipindai, dan kami pun "lolos" ke pemeriksaan selanjutnya: custom. Sebelum ke pemeriksaan custom, kita harus mengambil bawaan kita yang tadinya ada di bagasi pesawat. Ada banyak ban berjalan, tinggal mencari yang cocok dengan nomor penerbangan kita. Di bandara sini tidak ada porter, jadi harus mengambil sendiri koper-koper kita. Tapi nggak usah khawatir, troli tersedia banyak, gratis, dengan roda yang mulus dan enteng didorong. Selanjutnya lewat custom. Di sini ada dua pintu, yang ingin 'declare' barang bawaan, atau yang tanpa declare (mereka yang nggak bawa apa-apa, atau di
incoming passenger card memilih "no" semua). Untuk amannya sih kita memilih "declare" aja dan pasrah diperiksa. Pertama kali ke Sydney, saya banyak membawa makanan karena takut di sini bakalan susah mencari makanan Indonesia. Dengan naifnya saya membawa mie instan, kopi, teh, minyak goreng, bumbu instan, dll. Di peraturan ditulis bahan makanan dalam kemasan, asal jelas asal usulnya boleh dibawa masuk. Yang sama sekali dilarang adalah bahan makanan segar seperti buah, sayur, hasil masakan sendiri seperti gudeg (duh!), rendang, dll. Membawa tanaman dan bibit tanaman juga dilarang, alasannya untuk melindungi keragaman hayati Australia. Kalau membawa barang-barang yang harus dinyatakan, lebih baik taruh semuanya dalam satu koper, sehingga ketika pemeriksaan gampang, tinggal membuka satu koper saja. Saya membawa tiga koper. Ketika pemeriksaan, satu koper yang berisi makanan dibuka dan diperiksa isinya oleh petugas. Beberapa yang tidak lolos adalah milo, kopi instan 3 in 1 dan camilan makaroni keju yang mengandung produk susu. Susu bubuk untuk Big A lolos karena memang diperbolehkan membawa susu formula ketika bepergian dengan anak di bawah usia 5 tahun. Selain itu saya juga membawa obat penurun panas, minyak telon dan kunir putih bubuk (antibiotik tradisional). Semua diloloskan, hanya saja harus siap-siap ketika ditanya: ini apa? Untuk kunir putih bubuk, saya membeli yang ada labelnya. Saya bilang ke petugas:
This is traditional drink, like ginger drink. Untungnya dia percaya :) Oh, ya, apa nasib barang-barang yang tidak boleh dibawa masuk tadi? Semua masuk tempat sampah. Kali kedua saya ke Sydney tahun 2009 dengan dua precils, saya sudah lebih 'pinter'. Saya tidak membawa bahan makanan sama sekali. Yang perlu dinyatakan ke petugas adalah kunir putih, minyak telon dan beberapa cinderamata dari kayu yang saya beli untuk suvenir dari Mirota Batik Jogja. Ketika petugas membaca sekilas incoming passenger card saya, dia hanya menyuruh saya melewatkan koper-koper untuk dipindai, tanpa dibuka sama sekali. Dan dalam hitungan menit, saya lolos dari custom dan berlari menemui Si Ayah yang sudah menjemput di
Arrival Hall. Ada banyak cerita seru dari sahabat tentang pemeriksaan custom ini. Ada yang beruntung koper-kopernya dilewatkan alat pemindai saja, tapi ada yang sampai semua kopernya dibuka dan diperiksa. Ada teman saya yang kopernya sampai lama diendus-endus anjing pelacak, padahal dia bilang tidak membawa sesuatu yang mencurigakan. Tahun lalu saya minta dibawakan tempe kripik Malang ke Ibu Mertua yang datang berkunjung. Satu dus kripik Malang berhasil lolos dari custom juga. Semua bahan makanan, asalkan ada kemasan dan label yang jelas, kemungkinan besar bisa lolos. Asal jangan menyembunyikan barang apapun dari petugas, mesin pemindai tidak bisa bohong ya :p Setelah lolos dari pemeriksaan di bandara dan sampai di Arrival Hall, gampang banget menuju ke mana saja. Ada beberapa alternatif pilihan transportasi, semuanya nyaman: taksi, bis, dan kereta. Tinggal ikuti saja petunjuk gambar seusai arah panahnya. Nanti saya tulis tersendiri deh tentang transportasi (umum) di Sydney. Yang ingin tahu perasaan orisinil saya ketika pertama kali menjejakkan kaki ke Australia, boleh baca di blog lama saya
di sini dan
di sini. Selamat berkemas! ~ The Emak Originally posted at
http://www.thetravelingprecils.com
KEMBALI KE ARTIKEL