Tiga tahun mencintai seseorang dalam diam selain butuh pengorbanan juga butuh ketegaran tingkat dewa. Mungkin bagi sebagian orang ini adalah hal yang bodoh, mencintai tapi tidak mengungkapkan. Namun tidak bagi Arya yang mencintai Bunga dalam diam selama tiga tahun terkhir ini karena pertemuan yang tidak disengaja. Pertemuan yang membekas di hati hingga akhir waktu yang entah kapan berhenti.
Bunga seorang Mahasiswi cantik jelita, multi talenta dan berprestasi, adalah alasan Arya tidak berani menyatakan perasaannya, dan bukan hanya itu, Bunga mungkin tidak mengenal siapa Arya bahkan tidak pernah terlintas dipikiran Bunga siapa dan bagaimana sih Arya, manusiakah, atau hanya sekedar kisah Arya Wiguna & Eyang Subur (Ha ha ha ha).
Waktu terus berputar, hari – haripun berganti. Kisah Arya dan cintanya hanya dituangkan lewat tulisan – tulisan penghilang rindu. Tidak ada yang tau Arya mencintai Bunga kecuali sahabatnya Luzik dan Tuhan Sang pemberi cinta kepada Arya. Dari Luzik ini Arya selalu mendapatkan informasi tentang Bunga, sehingga hampir keseharian Bunga itu bisa dipastikan Arya mengetahuinya. Tapi lagi – lagi ini hanya tetap berputar tentang perasaan Arya yang telah terpaut terhadap Bunga yang tak mengenalnya.
Namun kisah ini tidak berakhir disitu, karena sebenarnya kisah ini bermula dari saat itu. Saat dimana Arya dikenalkan dengan Vina oleh Luzik. Vina seorang wanita ceria nan bersahabat. Bisa dibilang, setiap tempat jika ada Vina pasti seru dan ramai akan canda tawa. Nah, dari Vina inilah Arya mengenal alasan dan arti sebuah perasaan.
Tidak lebih dari sebulan, Arya akhirnya bisa kenalan dengan Bunga karena bantuan Vina. Keakraban antara mereka sudah sangat terlihat. Apalagi Bunga mempunyai karakter yang hampir sama dengan Vina. Ceria dan berteman dengan siapa saja tanpa milih, walaupun agak terkesan sedikit cuek. Tapi sifat cuek ini hanya bagi mereka yang belum terlalu mengenal Bunga.
Seiring berjalannya waktu, persahabatan antara Arya, Bunga, Luzik dan Vina, muncul masalah baru. Masalah dimana rasa cinta Arya terhadap Bunga yang pernah dikubur dalam – dalam, kini muncul lagi dengan kekuatan cinta yang Arya sendiri kebingungan untuk menyikapinya. Karena dilain sisi Arya tidak ingin merusak persahabatan ini, karena apapun alasannya, bagi Arya “Rasionalitas Logika harus didahulukan daripada Perasaan”. Bagi Arya, bisa bersahabat dengan Bunga merupakan salah satu anugerah terindah yang pernah diberikan Tuhan terhadap dirinya. Tapi, biar bagaimanapun juga Arya adalah seorang manusia yang tidak lepas dari perasaan cinta, apalagi cinta yang telah lama dia pendam.
Bahasa anak muda sekarang “Galau”, dan itupun yang dirasakan Arya saat ini. Kegalauan yang tiada cara lagi kecuali harus menceritakan ini kepada Luzik sahabatnya. “Masih ada yang lebih baik bisa engkau dapatkan dari Bunga, kau hanya butuh sedikit kesabaran”, jawaban Luzik kepada Arya setelah dia menceritakan semua yang dia rasakan. Meskipun jawaban Luzik sudah lebih dari cukup, tapi Arya belum merasa puas, walaupun dia tau “Persahabatan adalah sebuah ikatan rasa yang sangat kuat. Ia dapat menjadi sarana hubung hati yang letaknya berjauhan. Ia juga bisa membuat hidup semakin mudah dan indah. Namun ada satu hal yang patut kita catat, idealisme dalam ranah perasaan tak akan banyak berguna. Standarnya adalah keindahan; standarnya adalah hati; standarnya adalah rasa; standarnya adalah emosi. Logika....? No Way...!! Hal ini yang selalu buat Arya bingung, maka tanpa pikir panjang diapun menghubungi Vina dan menceritakan semuanya. Jawaban Vina pun tak jauh beda dengan jawaban Luzik “Persahabatan adalah anugerah terindah dalam kehidupan, karena mencakup cinta dan kasih sayang. Jangan pernah merusak Indahnya persahabatan hanya karena sebuah perasaan”, namun jika kamu tidak tahan dengan perasaan ini, katakan saja,,!!tapi kamu harus mau menerima konsekuensinya jika yang kamu inginkan tidak sesuai dengan yang kamu harapkan. Dan otomatis persahabatanmu dengan Bunga akan merenggang”, tutur Vina dengan penuh wibawa dan sikap keibuannya..
Bagi Arya ini merupakan jawaban kasih sayang seorang sahabat terhadap dirinya, karena dia yakin tidak ada sahabat yang menginginkan temannya tidak bahagia. Meskipun dalam hati kecil dia selalu berkata “tidak ada alasan untuk tidak mencintainya karena aku yakin hanya Bunga orang yang pantas untuk dicintai. Entah bagimana kisah Arya tentang arti sebuah persahabatan, dan kisah cintanya..?? cukuplah Tuhan yang tahu. Karena Dialah Sang Pemberi Cinta.
Musallast, 6 Mei 2013