Aku hampir menyerah, diibaratkan perasaanku seperti diputuskan pacar. Pedih tak tampak lukanya, menjadikan menangis di dalam hati. Ternyata menangis sampai tetes terakhir air mata, tak bakalan merubah situasi dimana aku dipisahkan dengan Kompasiana. Kalang kabut mencari solusi. Dalam kurun waktu hampir empat bulan aku diam seribu bahasa. Bingung menerpa harus kemana menemukan cara agar bisa membersamaimu lagi wahai Kompasiana?