Masyarakat Indonesia sepertinya tidur begitu lelap. Mimpinya terlalu dalam. Kita sering berpikir bahwa diri kita berbudi luhur tinggi, sehingga untuk melayangkan protes pun harus dilakukan dengan
unggah-ungguh penuh kesopanan. Lukisan Yos Suprapto yang mengkritik penguasa dengan gaya vulgar tentu tidak lolos
screening moralitas bangsa Indonesia tentang kesopanan itu. Alih-alih diskursus tentang penguasa culas dan rakus bergulir, lukisan tersebut justru dianggap sebagai sebuah hinaan terhadap seorang mantan presiden Indonesia.
KEMBALI KE ARTIKEL