Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

Urgensi Kesholehan Sosial

10 September 2010   02:28 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:19 210 1
Rangkuman Khutbah Idul fitri Oleh KH. EZ Muttaqien
Hakikat ibadah ramadhan tidak sebatas ibadah yang dikenal sesudah ramadhan berakhir dengansebutan kita telah melaksanakan sauam selama sebulan melaksanakan shalat tarawih, banyak menghatamkan Al-quran. Tapi ramadhan adalah “ junudun min ajnaadillah” diutus oleh Allah hadir ditengah kehidupan kita untuk mendidik, membina, membangun jiwa kita dan mengajarkan pola hidup yang bisa menganakan kita ke predikat “ muttaqien”
Hakikat shaum bukanlah semata-mata tidak makan dan tidak minum yang nampak dan kita kenal sehari-hari sebagai ibadah jasmani, tapi yang terutama saum adalah upaya melatih pengendalian diri dari segala keinginan syahwat dan hawa nafsu baik lahir maupun bathin, juga sebagai latihan tehadap kepribadian kita agar berahlak mulia dan berbudi pekerti luhur.

Manusia yang berahlak baik adalah orang yang tidak berlaku ifrath atau melampaui batas dan juga tidak bersifat tafrith atau menyia-nyiakn, mengabaikannya secara total, ia akan bersikap adil dalam menggunakan Aqliyah( kejernihan Fikir), ghadhabiyyah ( emosi/kemarahan), syahwatniyyah (keinginan syahwat) dan wahmiyyah ( angan-angan )

Akhlaq akan muncul secara otomatis, dan mencerminkan ekspresi diri seseorang disegala tempat dan waktu, jadi akhlaq bukanlah perilaku kondisional yang hanya diekpresikan pada waktu waktu-waktu tertentu saja, tetapi memiliki ahlak yang komit tidak fluktuatif, dan tidak berubah dalam kondisi bagaimanapub, sebagaimana akhlaqnya Rasullullah SAW yang dijadikan suri tauladan oleh umatnya.
Allah berfirman dalam Al quran surat Al Qalam ayat 4 yang artinya “ Dan sesungguhnya kamu benar-benar memiliki akhlaq yang agung”
Dengan kata lain akhlaq yang baik adalah suatu kesimbangan yang sangat adil, yang dilakukan oleh seseorang, ketika berhadapan dengan empat hal diatas, ia tidak Ifrath didalam menggunakan rasionalitasnya, sehingaan mengabaikan wahyu, dan juga tidak Tafrith sehinggan menjadi bodoh., ia tidak ifrath dalam menggunakan emosinya sehingga menjadi agresor namaun juga tidak tarifth sehingga menjadi pengecut, ia tidak ifrath didalam syahwatnya sehinggan menghambur-hamburkan hawa nafsunya, namun juga tidak tarifth seperti biarawan biarawati tetapi ia mampu meleltakannnya secara seimbang sehingga ia membagi secara adil mana hak dunianya dan mana hak ahiratnya.

Prof. Dr. Ahmad salaby, mantan Guru Besar cairo University dalam buku masyarakat Islam, mengemukakan prisnsip sosial dalam islam untuk membangun masyarakat yang berahlak mulia. Prinsip-prinsip demikian sekaligus memberi gambaran potret kesalah sosial seorang muslim, ialah :
1. Seorang muslim tidak boleh memandang hina kepada orang lain
2. Seorang muslim tidak boleh buruk sangka dan tidak boleh mengintai-ngintai kesalahan orang lain
3. Isalam menyeru kepada persatuan
4. Islam menyerukan agar membayarkan amanat dan menepati janji
5. Islam melarang hasud(iri hati)
6. Islam melarang takabur dan sombong
7. Islam melarang seorang muslim mencari aib orang lain
8. Islam menyuruh berlaku adil dan mebenci penganiyaan, islam membenci penyuapan, islam membenci kesaksian palsu
9. Islam memperteguh tali silaturahim
10. Islam menyeru kepada ilmu pengetahuan
11. Islam mewasiatkan agar orang baik dengan tetangganya, dan islam menyerukan agar orang tolong menolong dan mementingkan orang lain.
Demikian jelas bahwa nilai keberagaman dalam islam mempunyai korelasi positif dengan sikap dan amal, baik terhadap sesama manusia atau kata lain ketaqwaan harus tercermin dalam perilaku sosial. Inilah didikan ramadhan yang ditanamkan kepada kita dari berbagai rangkaian aktivitas ibadah yang sudah dilakukan selama satu bulan baik wajib ataupun sunat.
Sebahagian materi dari pada didikan ramadhan seperti pertama; sebelum kita berpuasa diharuskan melakukan niat, kedua ramadhan mengajarkan kita untuk selalu memperhatikan waktu berarti mengandung pengertian , segala aktivitas kita harus jeli terhadap waktu
Ketiga; ramadhan menanamkan kepada kita supaya imsak yang berati menahan, sudah barang tentu tidak hanya sebatas menahan lapar dan dahaga tetapi kita harus menahan berbagai hal yang merugikan dan mencelakan terhadap diri maupun orang lain baik itu dari ucapan, sikap dan perbuatan.

Disampaikan dalam Khutbah Iedul Fitri
Oleh : KH EZ. Mutaqien
Tanggal 11 September 2010/1 Syawal 1431 H

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun