Bahasa dan budaya manusia selalu terhubung erat dengan lingkungan alam. Dalam komunitas yang sangat bergantung pada ekosistem lokal, bahasa tidak hanya berfungsi sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai medium untuk melestarikan pengetahuan lingkungan. Perubahan iklim mengancam keseimbangan ekosistem dan membawa dampak besar pada aspek linguistik dan budaya. Ketika habitat alami mengalami kerusakan, kata dan istilah yang terkait dengan flora, fauna, dan fenomena alam juga menghilang. Ahli linguistik dari berbagai belahan dunia, seperti Nicholas Evans, telah mencatat bahwa bahasa-bahasa yang banyak kosakatanya berhubungan dengan lingkungan adalah yang paling rentan terhadap perubahan lingkungan yang cepat. Dengan demikian, perubahan iklim tidak hanya mengancam keberlangsungan alam, tetapi juga membahayakan bahasa dan pengetahuan tradisional yang telah dibangun selama berabad-abad.
KEMBALI KE ARTIKEL