Mohon tunggu...
KOMENTAR
Ilmu Sosbud

Pola Asuh Otoriter pada Anak Gen Z

30 September 2024   18:42 Diperbarui: 30 September 2024   18:51 75 1
Pola asuh otoriter adalah pola asuh yang ditandai dengan komunikasi satu arah, pemberian perintah dan larangan yang ketat, serta kontrol yang ketat terhadap anak. Orang tua dengan pola asuh otoriter cenderung: Menuntut anak akan mampu menurutkan semua kemauan orang tua nya, Memberikan hukuman atau disiplin keras untuk mengendalikan perilaku anaknya. Dan Pola asuh otoriter ini memberi dampak negatif bagi anak, seperti: Harga diri yang rendah, Kesulitan sosial, Pengendalian diri yang buruk, Memiliki lebih sedikit pilihan dan kesempatan  atau tekanan untuk mempraktikkan kedisiplinan diri dan rasa tanggung jawab.

Penelitian (Nurtiani et al., 2018) menemukan bahwa pola asuh otoriter secara signifikan mempengaruhi tingkat agresivitas anak. Selain itu, penelitian Wika (2021) menemukan bahwa pola asuh otoriter orang tua dapat berdampak baik maupun buruk pada perkembangan moral anak. Salah satu hasil yang tidak menyenangkan adalah anak sering merasa tidak puas dengan adanya aturan yang ditetapkan oleh orang tuanya, maka hal ini dapat membuat anak menjadi tidak disiplin, keras kepala, dan merasa rendah diri dibandingkan dengan orang lain.

Maka hasilnya menunjukkan bahwa anak gen z sekarang ini yang diasuh oleh orang tua yang keras kepala atau pola asu otoriter ini, menunjukkan keganasan orang tua pada anak-anaknya. Dan bertindak agresif secara fisik dan verbal termasuk mengancam , menghasut, mengejek , berbohong bergosip , mengintimidasi dan menggoda orang lain. Selain itu anak juga dapat memukul , mendorong , menendang , menggigit , menampar , menjambak dan menabrak temannya karena emosi yang tidak terkontrol pada anak gen z yang diasuh oleh orang tuanya pada pola asuh otoriter ini.

Dan dari itu sebagai orang tua jangan memberikan anak pola asuh otoriter karena dampak dari pola asuh orang tua yang otoriter terhadap anak adalah: Anak selalu takut salah, Sulit mengambil keputusan sendiri, Rentan memiliki masalah mental dan kesulitan dalam mengatur konsentrasinya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun