Patah hati terhebat bukanlah saat ditinggal kekasih ketika sedang sayang-sayangnya, melainkan kala diri ini merasa ditinggalkan oleh Tuhan akibat memperturutkan hawa nafsu duniawi. Meski begitu, aku yakin bahwa seburuk apapun diri ini dihadapan-Nya, Ia tetap menerimaku sebagai hamba-Nya. Ia akan menerima taubatku secara sungguh-sungguh.
KEMBALI KE ARTIKEL