Di sini, aku terdiam. Menangis, membisu, sekaligus menyesali dosa-dosaku di masa lalu. Lalu lalang orang tak kuhiraukan, aku benar-benar terlalu larut untuk bersimpuh kepada-Nya. Sapuan angin begitu lembut menyentuh kedua pipiku yang basah oleh linangan air mata dosa.
KEMBALI KE ARTIKEL