Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Pemuda yang Berintegritas Menjadi Aset Bangsa di Masa Depan

19 Februari 2014   04:37 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:41 1194 0

Pada saat ini, Indonesia sedang memasuki tahunyang disebut-sebut sebagai tahun politik. Dimana pada tahun 2014 ini Indonesia akan melakukan pesta demokrasi yang dikenal dengan PEMILU untuk memilih pemerintah eksekutif dan juga legislatif. Permasalahannya bukan tentang “siapa yang akan dipilih”. Akan tetapi, “memilih atau tidak sama sekali?”.

Bagaimana tidak, masyarakat Indonesia walaupun tidak sepenuhnya, hampir kehilangan kepercayaan terhadap pemerintah yang duduk di kursi pemerintahan. Antara kepemimpinan pemerintah A ke kepemimpinan pemerintah B, tetap saja nasib rakyat tidak berubah. Kemiskinan masih ada dimana-mana, pembangunan tidak merata, dan hampir semua aspek tidak berjalan dengan baik demi kelangsungan hidup bernegara. Belum lagi, berbagai media baik cetak ataupun elektronik, hampir setiap saat memberitakan tentang para pemimpin negara yang melakukan korupsi sampai akhirnya mereka dikenai sanksi sebagaimana mestinya.

Banyak orang yang pesimis dengan masa depan Indonesia yang lebih baik jika melihat kondisi kekinian Indonesia yang mana begitu memprihatinkan. Para pakar/ahli menilai bahwa akar dari permasalahannya terletak pada masalah pendidikan, ekonomi, agama, sosial budaya, ataupun politik yang mengalami kesenjangan. Memang itu benar, namun menurut saya akar permasalahannya bukan hanya menyangkut aspek-aspek tersebut, melainkan krisis moral yang terjadi dalam diri setiap individu di Indonesia. Krisis moral itu diakibatkan karena semakin banyak orang yang tidak berintegritas dalam menjalankan tugasnya.

Sebagai seorang mahasiswa yang duduk dibangku perkuliahan, saya sama sekali tidak meragukan kecerdasan para kaum mahasiswa untuk bersaing dan melanjutkan masa depan bangsa ini. Generasi muda di Indonesia mampu bersaing dalam dunia Internasional termasuk dalam berbagai lomba di berbagai bidang. Akan tetapi, mahasiswa di perkuliahan kebanyakan tidak berintegritas dalam menjalankan perannya sebagai mahasiswa. Ini yang kemudian mengakibatkan krisis moral dan menjadi kekhawatiran saya yang paling besar terhadap masa depan bangsa. Masih banyak yang melakukan kecurangan-kecurangan dalam dunia pendidikan, khususnya di dunia perkuliahan. Cuci rapot demi masuk Perguruan Tinggi Negeri, mencontek/bekerja sama ketika ulangan dikelas diadakan, titip absen, copy paste tugas-tugas kuliah, dan beberapa kecurangan-kecurangan sejenisnya.

Mungkin bagi sebagian orang, hal-hal tersebut terkesan sangat sepele dan tidak ada hubungannya terhadap masa depan bangsa. Lebih parah lagi, kebanyakan generasi muda telah menganggap bahwa hal-hal tersebut merupakan sesuatu hal yang lumrah atau sah-sah saja. Namun, saat kita menganggap enteng masalah-masalah tersebut, saat itu pula krisis moral sedang terjadi dalam diri kita. Sadar atau tidak, toleransi dengan pelanggaran-pelanggaran yang kecil saat duduk dibangku sekolah/perkuliahan, secara tidak langsung melatih diri kita untuk bertoleransi dengan kompromi-kompromi yang mungkin dilakukan nanti ketika duduk di kursi pemerintahan. Karena generasi muda yang sedang duduk di dunia pendidikan masa kinilah yang akan melanjutkan roda pemerintahan dan menentukan nasib masa depan bangsa.

Belum lagi, saat ini kita diperhadapkan dengan suatu jaman yang disebut postmodernisme. Dimana kebenaran itu tidak lagi mutlak, tetapi relatif. Para pemuda cenderung menggunakan logika dan penalarannya dalam menghadapi suatu permasalahan. Kebenaran-kebenaran mutlak seperti ajaran agama dan sosial budaya, dilogikakan oleh setiap individu, sehingga kebenaran yang hakiki itu pun pudar sturut dengan perkembangan jaman yang mengkontruksi pemahamanan para kaum muda. Munculnya berbagai media Teknologi Informasi dan Komunikasi yang semakin hari semakin canggih, semakin mendukung perkembangan era postmodernisme tersebut. Ini akan berujung pada krisis moral ketika pondasi setiap individu, khususnya para generasi muda tidaklah kuat.

Padahal, kalau kembali kita renungkan, Indonesia merupakan salah satu negara yang sangat di anugerahi Tuhan dengan kekayaan dan keindahan alam yang berlimpah di dalamnya, yang mana sangat berpotensi membuat Indonesia menjadi sebuah bangsa yang sangat besar dan berjaya dimata dunia. Namun ironinya, hal tersebut merupakan suatu fakta sekaligus pernyataan yang pada saat ini hampir basi bagi sebagian banyak orang di Indonesia.

Berbagai permasalahan di negara kita dengan gampang membantah fakta “negara kaya raya tersebut”. Kita merupakan negara penghasil emas terbesar di dunia yang berada di Timika, namun hampir 47 tahun wilayah itu dieksploitasi oleh pihak asing. Pulau kita pun sudah diambil oleh negara tetangga kita, dan kebudayaan warisan nenek moyang kita ada yang dirampas oleh negara lain. Dan masih banyak hasil bumi di wilayah-wilayah perbatasan yang dicuri oleh pihak asing dan negara kita tidak bisa berbuat banyak.

Namun dibalik berbagai permasalahan dari Sabang sampai Merauke, negara kita masih “sibuk” dengan masalah korupsi di ibu kota. Maraknya berita korupsi dan berbagai perdebatannya di berbagai media pun pada akhirnya membuat kita sulit melihat kebenaran dari seorang pemimpin. Semua terlihat sangat abu-abu dan semakin sulit untuk dipercaya. Hal ini kemudian berujung pada skeptisme masyarakat terhadap PEMILU seperti yang sudah disebutkan diatas karena masyarakat juga bisa menilai kepemimpinan antar pemerintah dan melihat kenyataan yang ada.

Lalu bagaimana dengan tantangan bangsa di masa depan? Siapa yang akan melanjutkan dan memperbaiki semua permasalahan yang ada? Generasi muda adalah jawaban dari kekhawatiran tersebut. Baik atau buruknya generasi muda saat ini, mereka adalah solusi dan harapan bangsa di masa depan. Bukan tidak mungkin kita memperbaiki dan merubah banyak sistem yang sudah ada yang mana dijalankan oleh para pemimpin dan pemangku kepentingan yang duduk pada saat ini. Akan tetapi menurut saya kita harus menuntaskan permasalahan dari akarnya. Ibarat sebuah tanaman yang sudah berumur, kita tidak bisa mengharapkan buah yang segar dan banyak, kecuali menunggu dan merawat pohon yang lebih muda dan harus merawatnya dengan baik. Demikian pula dengan generasi muda yang harus dirawat dan terus dibekali dengan pendidikan moral/budi pekerti seiring dengan pembekalan dengan ilmu-ilmu yang mereka butuhkan.

Pemuda yang dibekali dengan ilmu pengetahuan yang tepat dan juga budi pekerti yang baik, akan menghasilkan pemuda yang tangguh yang bebas dari krisis moral. Pemuda yang berintegritas akan melakukan tanggung jawabnya dengan baik dan tidak mau kompromi dengan kecurangan-kecurangan yang ada. Dengan begitu, para pemuda tersebut akan memiliki rasa percaya diri dan mental yang kuat pula. Selain mampu bersaing dengan negara lain, mereka tentunya akan mampu berpikir lebih kritis dan menolak bentuk-bentuk imperialisme modern yang masih terjadi di negara Indonesia.

Saya percaya jika suatu saat nanti Indonesia memiliki bukan hanya inteligensi yang tinggi, namun juga moral yang baik dan mental yang kuat, perubahan yang revolusioner pun akan serta-merta terwujud di negara ini. Memang tidak bisa di pungkiri bahwa kehadiran perusahaan-perusahaan asing di indonesia itu berdampak positif. Akan tetapi akan semakin banyak orang yang kritis dan tanggap bahwa kita juga sedang di monopoli oleh negara-negara lain. Harapannya, tidak akan ada lagi impor beras, garam, kayu, dan lainnya yang mana negara kita memiliki komoditas-komoditas tersebut. Tidak akan ada lagi pencurian minyak, hasil tambang, emas, dan lainnya, karena kita sendiri yang akan mengolahnya untuk keperluan negara kita. Tidak akan ada lagi pengklaiman pulau dan budaya karena dengan berani kita akan melindunginya dengan jauh lebih baik.

Pemuda menjadi solusi yang sangat strategis dari kecemasan akan masa depan bangsa Indonesia. Maka dari itu, pemuda hendaknya terus-menerus membekali diri dengan baik. Mari meresponi perjuangan para pahlawan bangsa kita di medan perang dengan membekali diri belajar dengan sungguh-sungguh. Melatih diri untuk berintegritas dan tidak mau kompromi dengan kecurangan-kecurangan sejak dini akan melatih mental kita pula untuk tidak mau kompromi dengan kecurangan-kecurangan yang mungkin dapat kita lakukan di bangku pemerintahan kelak. Sampai akhirnya, muncullah bibit-bibit pemimpin bersih yang baru yang mampu menghilangkan skeptisme masyarakat terhadap PEMILU dan tentunya akan menjadi jaminan pada masa depan bangsa Indonesia yang lebih baik.

Mari memupuk mental dengan berintegritas!

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun