Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

[Cerpen] BlackBerry Bekas Seorang Penulis Amatir

10 Maret 2017   21:50 Diperbarui: 10 Maret 2017   22:15 328 0
"Ini zamannya Android, bukan BlackBerry, apalagi Nokia!" tegasku dalam hati. Namun di parkiran warnet ini Aku masih ragu, jadi atau tidak membeli BlackBerry itu?

 Baru saja Aku browsing di warnet untuk meyakinkan diri sendiri, apakah Blackberry itu layak kumiliki? Harga di internet lebih murah sedikit dibanding harga di konter. Ada toko online terpercaya yang langsung kasih harga pas 340 ribu, ditambah ongkos kirim sekitar 30 ribu. Di konter harga matinya 400 ribu. Dan seandainya nanti HP itu bermasalah, pasti lebih mudah mengurusnya ke konter. Kalau beli online memang lebih murah. Sedikit. Tapi bagaimana kalau nanti HP itu bermasalah? Kalau soal harga Aku sudah yakin beli di konter saja. Kalau soal kualitas barang, itu yang paling meragukanku.

 "Ini barangnya rekondisi mas" begitu kata karyawan konter tadi. Kata-kata itulah yang membuatku ragu dan keluar dari konter, menunda niatku membeli BlackBerry lalu mencari informasi lebih banyak di warnet. Ringkasnya, setelah baca-baca di internet, yang dimaksud barang rekondisi adalah barang yang sudah pernah dipakai, lalu dikondisikan seperti barang baru untuk dijual lagi. Barang bekas? Ya bisa dibilang begitu. Tapi karyawan konter tadi menambahkan, bahwa BlackBerry itu memiliki garansi jika ada kerusakan. Walaupun hanya garansi toko, itu sudah cukup meyakinkanku. Bahkan Apple yang membuat iPhone juga melakukannya. Mereka menjual lagi iPhone yang pernah bermasalah yang dikembalikan pembeli, tentunya setelah masalah tersebut diatasi. Proses yang disebut refubrished itu dilakukan oleh teknisi iPhone sendiri, bukan teknisi sembarangan. Dan mereka jujur pada konsumen, barang yang telah melalui proses refubrished yang sering disebut barang rekondisi, dikemas berbeda dengan barang yang baru. Harganya pasti juga beda, jauh lebih murah dibanding barang baru.

 Dan Aku sudah putuskan sekarang. Kubelokkan motor ke arah kanan menuju konter tadi. BlackBerry itu akan kubeli, dengan 400 ribu dibayar tunai.

 ***

 Aku memasuki konter ini untuk kedua kalinya. Dan Aku langsung berkata pada karyawan tadi:
 "Mbak, kalau ada kerusakan ada garansinya kan?"

 "Ada mas. Kalau dalam tiga hari ada masalah, kita bisa usahakan ganti dengan yang baru. Tapi kalau sudah lewat tiga hari, kita cuman bisa bantu servis gratis."

 Aku mengeluarkan empat lembar uang bergambar Soekarno-Hatta dari dompetku, menyerahkannya pada karyawan itu dan berkata:
 "Oke mbak, coba di-cek dulu!"

 Perempuan itu mengambil sebuah kotak berwarna hitam yang dipajang di etalase kaca. Setelah kotak itu dibuka, dikeluarkannya sebuah BlackBerry Gemini putih. Baterainya lalu dipasang dan BlackBerry itu menyala. Cukup lama rasanya menanti BlackBerry itu loading. Sabar, BlackBerry itu akan pulang dalam genggamanku. Dalam kotak itu ada cas yang kabelnya bisa dipakai untuk kabel data, lalu ada headset, dan kartu garansi. Tak ada buku petunjuk ataupun CD aplikasi bawaan. Maklum saja, namanya barang rekondisi.

 Setelah mengecek headset, cas, dan melakukan tes panggilan, karyawan konter menyerahkan BlackBerry Gemini itu padaku. Aku memperhatikan lebih teliti, casing-nya masih mulus dan dilapisi plastik, tapi cover baterainya sedikit renggang. Sepertinya bukan cover asli. Tombol Qwerty-nya terasa longgar, tapi cukup empuk ditekan. Bukan tak mungkin bahwa BlackBerry yang kugenggam ini sudah dipreteli sparepart aslinya, apakah itu baterainya, casing, tombol, dan lain-lain. Tapi secara keseluruhan, Aku merasa BlackBerry ini layak pakai.

 Sebenarnya Aku ingin lebih lama lagi di konter, untuk mengecek semua fitur BlackBerry ini. Tapi berhubung karyawan tadi harus melayani pengunjung lain, Aku pun beranjak pergi dari konter....

 ***

 Pagi ini Aku bergegas ke warung dekat rumah yang menjual pulsa. Ini pertama kalinya Aku menggunakan BlackBerry, jadi Aku merasa harus membeli paket khusus BlackBerry yang disediakan operator yang kupakai. Karena hanya untuk percobaan, Aku beli paket harian saja, tapi yang full service. Sebenarnya Aku belum tahu, apa saja yang kudapat dengan paket full service. Yang jelas, dari namanya saja, paket ini adalah paket yang menyediakan semua layanan untuk BlackBerry.

 Aku segera membuka browser ketika paket BB full service sudah aktif. Aplikasi yang terinstal di BlackBerry ini masih sangat standar. Jadi Aku berencana menginstal beberapa aplikasi yang membuat BlackBerry ini lebih optimal. Karena Aku butuh aplikasi untuk edit dokumen, kubuka Google lalu kucari link download aplikasi itu. Hasil pencarian teratas menuntunku ke situs resmi milik BlackBerry, Appworld(dot)BlackBerry(dot)com. Aku klik link itu tapi yang muncul kemudian adalah halaman yang memintaku untuk mendownload aplikasi lain, yaitu BlackBerry World. Dijelaskan di halaman itu bahwa Aku harus meng-upgrade aplikasi App World yang ada di BlackBerry-ku. Tanpa pikir panjang Aku klik tombol download. Aku yakin, karena ini adalah situs resmi BlackBerry.

 Tak butuh lama meng-upgrade App World, tak sampai lima menit file yang di-download sudah komplit, ukuran file-nya tak sampai 10 megabyte. Setelah otomatis ter-instal, ada peringatan untuk me-restart BlackBerry. Aku mengkonfirmasi untuk restart, dan BlackBerry-ku mati sejenak lalu hidup lagi.

 Aplikasi pertama yang kucari di BlackBerry World adalah editor dokumen. Cukup banyak yang menyediakan, ada yang gratis, ada pula yang berbayar. Sebenarnya cukuplah editor sederhana, bahkan kalau bisa yang ringan operasionalnya, tidak banyak memakai memori. Aku sudah cukup puas jika dapat menyimpan hasil ketikan dalam file berekstensi txt. Karena nantinya Aku tetap akan menggunakan komputer untuk mengedit lebih lanjut. Sayang, Aku tak menemukan editor yang kumaksud. Mungkin lain kali kucari lebih lanjut.

 Aku coba instal Opera mini saja dulu, karena browsing dengan browser bawaan kurang memuaskanku. Rasanya Opera mini akan lebih cepat dan ringan, dengan fitur browser yang lebih lengkap. Versi yang kudownload adalah Opera mini versi 8. Yang paling kusukai dari versi ini adalah bisa membuka beberapa tab waktu browsing. Teks dari halaman internet juga bisa di-copy dan di-paste di aplikasi lain. Baiklah Aku akan browsing dulu. Rasanya Aku perlu informasi lebih banyak tentang BlackBerry yang sedang kugenggam ini....

 ***

 Tak terasa, sudah lebih sepuluh hari BlackBerry ini menemaniku. Blackberry ini nyaris sempurna untukku. Sayang, aplikasi andalanku untuk browsing, Opera mini, sering bermasalah dan tak mau terhubung dengan internet. Browser bawaan pun kadang bermasalah dan tak bisa terhubung dengan internet. Solusinya, jika Opera mini macet, Aku harus restart Blackberry. Untunglah restart bisa dilakukan dengan memencet tombol alt, shift kanan, dan del secara bersamaan. Jika restart dengan mencabut baterai dan memasangnya lagi, itu pasti merepotkan. Aku sudah membawa BlackBerry ini ke konter tempat membeli dulu. Walaupun sudah di-instal ulang, BlackBerry ini masih sering putus koneksi internetnya.

 Masalahnya sudah cukup jelas bagiku, Blackberry ini kekurangan memori untuk menjalankan Opera mini dengan stabil. Aku sudah coba versi Opera mini yang lebih rendah, tapi masalah itu belum teratasi. Aku juga sudah coba UC browser, tapi masalahnya tetap sama: Browser akan terputus dari internet setelah dipakai untuk mengakses data beberapa saat.

 Selain merestart, sesudah menggunakan browser Aku akan bersihkan log dan memori BB. Ya itulah solusinya. Namun sayang rasanya jika dalam sehari Aku harus melakukan reset BlackBerry berkali-kali. Jadi, solusi final untuk kendala koneksi internet BlackBerry ini adalah: Melakukan soft reset di pagi hari sesudah mengecas. Dan jika Opera mini sudah 'keok', Aku akan beralih ke browser bawaan kalau mau berinternet.

 Mengenai editor dokumen, rasanya Aku patut bersyukur bisa memakai Memo Pad, untuk menulis artikel, catatan, atau cerpen. Penyimpanan tulisan penting bisa kulakukan di Facebook, yang kuseting supaya tak bisa dilihat 'Publik' tapi 'Hanya saya'. Dan syukurlah, Aku juga sudah dapat program gratis yang bisa mentransfer tulisan di Memo Pad menjadi format txt, jadi bisa kusimpan di memori external ataupun kupindahkan ke komputer.

 Oke. Saatnya melakukan hal yang produktif dengan BlackBerry ini....

 ***

 Hari berganti hari, minggu berganti minggu, dan bulan juga sudah berganti. Sudah lebih dua bulan BlackBerry ini tanganku. Dulu pernah kukatakan bahwa BlackBerry ini nyaris sempurna untukku. Karena di awal Aku sering menggerutu, Opera mini maupun browser bawaan sering bermasalah. Sekarang, kalau boleh kukatakan, BlackBerry ini sempurna untukku!

 Aku sudah mengucapkan selamat tinggal pada Opera mini. Secara kebetulan, Aku menemukan cara untuk lebih mudah browsing dengan Google. Hanya mengubah seting pencarian di Google, hasil pencarian akan diformat otomatis menjadi tampilan seluler. Walau tak semua situs bisa diformat oleh Google, perubahan kecil ini berdampak besar bagiku. Aku merasa lebih terhubung dengan dunia maya! Berbagai situs dapat dibuka dengan cepat, walau koneksi internet Gemini ini hanya EDGE. Untuk situs yang secara teknis tak bisa diformat jadi tampilan seluler oleh Google, Aku menggunakan Google Weblight. Cukup membantu, walau halaman tak bisa tampil secara utuh.

 ***

 Semalam Aku mempublikasikan sebuah karya tulisku secara online. Barusan Aku cek, sepertinya belum banyak yang membaca, apalagi yang merespon. Tak masalah. Aku teringat dengan kabar bahwa penulis-penulis top pun kadang mengalami penolakan, ketika mengajukan karyanya pada penerbit. Semoga kedepannya Aku lebih produktif menulis. Karena saat ini Aku sudah dibekali alat tulis yang bagiku cukup canggih, sebuah BlackBerry bertombol Qwerty.

 Akhirnya, niatku dari awal terwujud. Aku hanya ingin sebuah HP bertombol Qwerty, dan pilihanku jatuh pada BlackBerry ini. Pastinya BB ini akan sangat membantuku, seorang penulis amatir yang sering mencuri waktu untuk menulis.

 Saatnya bekerja, menuntaskan draf-draf yang sudah bertumpuk di kepalaku....

 (End)

 CATATAN PENULIS:

 Kisah ini berdasarkan kejadian nyata (based on true story). Saya sebagai penulis menyadari bahwa saya telah menuliskan beberapa merk atau produk tertentu tanpa izin dari pemilik merk atau produk tersebut. Jika kurang berkenan, saya hanya bisa mohon maaf. Saya menuliskan apa adanya, sesuai dengan apa yang benar-benar terjadi.

 Komentar dan kritik terhadap cerpen ini dapat juga disampaikan melalui Facebook: @KaryaAdamPerdana atau Twitter : @AdamPerdana007.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun