Suksesi alam biasanya disebut bencana oleh manusia, yang tidak diketahui manusia adalah, suksesi alam ini pasti membawa pengaruh positif bagi alam sendiri. Bahkan kalaupun berkah itu baru datang 100 tahun berikutnya, kebaikan itu pasti terjadi. Buktinya, krakatau yang meletus tahun seribu delapan ratusan menjadikan daerah di sekitarnya subur, dan cocok untuk penelitian kondisi tanah troppis. Tsunami di Aceh juga melengkapi koleksi terumbu karang di perairan sekitar. Bahkan suksesi alam sendiri bisa memusnahkan spesies yang tidak lolos seleksi alam, dan menggantinya dengan spesies yang lebih cocok. Bisa dengan evolusi, ataupun dengan pemindahan spesies dari tempat lain, yang terjadi pada masa sebelum masehi, ketika bentuk muka bumi perlahan-lahan berubah, membawa serta spesies yang tinggal disana.
Perlu dicatat bahwa bukan semua bencana itu berkah. Banjir dan tanah longsor yang semuanya dipengaruhi oleh manusia, semuanya TIDAK membawa dampak baik dari alam. Tapi tidak semua hal yang dilaksanakan manusia itu merugikan. Manusia dianugrahi oleh Sang Pencipta kemampuan untuk merusak dan mencipta. Jadi kita BISA memperbaiki apa yang sudah kita rusak, dan, secara harfiah, bertindak tanduk layaknya spesies lain; mengikuti kehendak alam, bertahan hidup, berkreasi, namun tanpa merusak alam.
Kesimpulannya: Apapun yang dikerjakan alam pasti baik, dan kita hanya bisa mengikutinya, beradaptasi menurut keadaan, dan merawat rumah kita ini.