Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud Pilihan

Pakaianmu Martabatmu: Ironi Baju Tahanan KPK

6 Februari 2014   15:51 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:06 162 0
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia menyebutkan bahwa kata "pakaian" berarti "Barang apa yang dipakai, seperti baju, celana dan sebagainya". Pakaian yang dikenakan seseorang selain berfungsi sebagai pelindung terhadap pengaruh alam sekelilingnya, seperti pelindung terhadap panas, dingin,gangguan binatang kecil, tumbuh-tumbuhan yang berbahaya, juga mempunyai fungsi estetika dan etika dalam melindungi bagian-bagian badan tertentu. Fungsi pakaian(biasanya dipadu dengan perhiasan atau assesoris) juga untuk : menyembunyikan kekurangan, ,menonjolkan kelebihan, menunjang dan membentuk kepribadian, menghias diri juga menunjukkan status sosial dan martabat yang memakainya.

Kalau anda pernah mengunjungi Candi Borobudur dan sempat memperhatikan relief-relief yang terpahat pada panel-panel dinding kaki candi, pada relief Karmawibhangga terdapat beberapa gambaran tentang pakaian yang dipakai sesuai tingkatan/derajat yang memakainya mulai dari pakaian rakyat biasa, pedagang, para brahmana sampai pakain para bangsawan dan keluarga Raja, bahkan pakaian alam khayal atau kedewaan. Juga pakaian yang dipakai berdasarkan kegiatan seperti pakaian pedagang, nelayan,prajurit dll. Di lingkungan Keraton Yogyakarta, pakain batik dengan motif tertentu hanya boleh dipakai dikalangan keluarga Sultan sesuai tingkatan pangkat seperti Sultan, Permaisuri, Pangeran, Tumenggung, Panewu, Juru, abdi dalem, dan rakyat biasa.

Dikalangan Militer, pakaian selain menentukan dan menunjukkan tanda kepangkatan atau hirarkhi dalam militer, juga menentukan kegiatan atau cara yang diselenggarakan seperti PDH/Pakaian Dinas Harian,PDL/Pakaian Dinas Lapangan, PDU/Pakaian Dinas Upacara.Selain dari sisi positif, pakaian juga menunjukkan identitas secara negatif. Kita semua tahu, pakaian motif garis horizontal hitam putih adalah pakaian narapidana atau tahanan. Meski motif pakaian ini, hampir sulit ditemukan di penjara-penjara di seluruh dunia. Pakaian tahanan telah didesaian sesuai selera masing-masing negara atau institusi hukum dengan menambahkan kata"Tahanan" untuk menunjukkan status pemakai juga untuk membedakan dengan pakaian lain yang mirip baik warna, bentuk maupun motifnya.

Komisi Pemberantasan Korupsi sebagai institusi penegak hukum yang mempunyai dan merawat tahanan, membuat dan mendesain serta mengadakan pakaian tahanan khusus tersangka yang ditangani KPK. pengadaan dan pemberian baju tahanan kepada para tersangka yang ditahan KPK selain bertujuan memberikan perlindungan dari gangguan lingkungan bagi para tahanan, KPK juga bermaksud memberikan tujuan memberi efek psikologis baik bagi tahanan maupun masyarakat bagaimana jika melakukan korupsi akan diproses secara hukum dan diberi pakaian tahanan sebagai simbol tahanan atau pelaku kejahatan korupsi yang diharapkan mampu memberikan beban psikologis sebagai bagian dari hukuman non hukum yakni hukuman sosial.

Namun sungguh ironis, bahwa dana, pemikiran yang dikeluarkan untuk membuat goncangan psikologis dengan memakai baju tahanan menyolok ala KPK bagi para koruptor,jauh panggang daripada api. Alih-alih para tahanan KPK, yang menggenakan Baju(baca Rompi) Tahanan KPK mengalami guncangan psikologis seperti: merasa  malu, martabatnya diri dan keluarganya jatuh, yang kita saksikan justru diluar dugaan akal dan nilai moral yang kita pakai. Berbagai ekspresi pemakai baju tahanan KPK, ada yang senyam-senyum, ada yang percaya diri seakan-akan tidak pernah bersalah,ada yang malah memadukan baju tahanan dengan dandanan feyshion sehingga justru terlihat modis, dan terakhir kita lihat, seorang mantan petinggi partai penguasa negeri ini, yang nota bene alumni perkumpulan elite mahasiswa Islam dengan tenang, wajah cool, kalimat yang santun dan tertata serta tentu saja dengan percaya diri memberikan keterangan di depan sorot kamera puluhan wartawan media massa, tentu saja tidak menghilangkan tanda santun dan ramah yakni tersenyum. Wajahnya tenang bak selebritis yang sedang aksi di depan kamera, kalimatnya santun runtut, meski diselingi "menyerang" fihak lain.

Saya terperangah di depan televisi, kepalaku geleng-geleng, pikiranku bingung bercampur dengan hati yang terheran-heran. Apakah Sang "tokoh" lupa bahwa ketika dia berdiri didepan kamera yang nota bene akan disaksikan seluruh rakyat negeri ini, bahwa pada saat itu dia memakai Rompi Orange, Baju Tahanan KPK, pertanda dan simbol dia adalah tersangka atau melakukan perbuatan "jahanam" Korupsi, perbuatan yang membuat bangsa ini terpuruk, rakyat negeri ini menderita lahir bathin. Meskipun ada ketentuan hukum tentang" Azaz Praduga Tak Bersalah" namun siapapun rakyat dinegeri ini termasuk para ahli hukum, yakin dan masih percaya, KPK masih kredibel, akuntabel dan belum pernah meleset dalam menetapkan seseorang menjadi tersangka kasus Korupsi. Dimanakah martabat dan harga diri keluargamu, ketika memakai baju tahanan KPK yang pada awalnya bertujuan membuat para tersangka koruptur Malu, goncang harga diri dan martabatnya, namun semua itu hanya angin lalu, wajah tenang, senyam-senyum dll.

Sungguh ironi di negeri ini. Pengadaan baju tahanan KPK yang diharapkan mampu memberi schock terapy, tetapi kenyataannya, sungguh tiada beda memakai baju tahanan atau memakai baju kebesaran seperti Jas. Dan lagi-lagi negara ini mengeluarkan uang akan sia-sia.Dan lagi-lagi yang pusing, dongkol, muak ,mual,rakyat seperti saya ini. Yang memakai baju tahanan KPK, senyum-senyum, yang menoton pusing, mual, terheran-heran..wkwkkwkwkwk.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun