Ironis, beberapa orang teman berdebat dan menghabiskan waktunya untuk memperdebatkan “jagoannya” masing-masing dalam pilkada. Masing-masing membela “jagoannya” sekaligus menjatuhkan “musuhnya”. Perdebatan tanpa batas, hingga masuk ke ruang yg paling sensitive, yakni SARA (Suku, Agama, Ras dan Antar-golongan).