Mohon tunggu...
KOMENTAR
Ilmu Alam & Tekno

Radiologi Pediatric, Studi Kasus: Hipertrofi Pada Anak-anak Susah Bernafas

21 Desember 2022   13:00 Diperbarui: 21 Desember 2022   13:05 519 0
Radiologi merupakan suatu cabang ilmu kedokteran yang melibatkan beberapa modalitas dengan menggunakan suatu pancaran radiasi pengion demi menegakkan suatu diagnosis dan kemungkinan prosedur pengobatan pada kelainan tubuh pasien (BAPETEN No. 4, 2020).

Dalam sejarahnya, radiologi dimulai ketika ditemukannya sinar-x pada 8 November 1895  oleh salah seorang ahli fisika asal jerman bernama Wilhelm Conrad Rontgen, yang mengawali penemuannya dengan sebuah percobaan dari J.J Thomson mengenai tabung katoda dan Heinrich Hertz tentang fotolistrik. Percobaan ini mengamati tentang pergerakan elektron dari katoda menuju ke anoda yang berada dalam tabung kaca hampa udara. Dari percobaannya ini rontgen memperkenalkan hasil radiografi pertamanya berupa foto rontgen tangan istrinya sendiri (Ferry, 2008; Rahman, 2009).

Salah satueriksaan radiologi yang sering dikenal adalah pemeriksaan radiografi cranium. Dilansir dalam Bontrager (2018), pemeriksaan radiografi cranium merupakan suatu teknik pemeriksaan dalam radiologi yang akan menggambarkan hasil citra dari cranium atau tengkorak kepala dengan menggunakan modalitas sinar-x untuk mengetahui suatu diagnosa. Pada pemeriksaan cranium, umumnya dilakukan dalam beberapa proyeksi, antara lain : proyeksi Antero Posterior (AP), AP Axla (Towne Method), Postero Anterior Axial (Haas Method), Postero Anterior (PA), PA Caldwell, Lateral, dan Submentovertex (SMV).

Pada artikel ini kami membahas tentang pemeriksaan Cranium sebagaimana hasil dari review studi kasus pada penelitian sebelumnya, dengan judul Prosedur pemeriksaan radiografi Cranium lateral pada kasus hipertrofi adenoid di instalasi radiologi RSUD Tidar Kota Magelang. 

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun