Di balik kemegahan kota dan geliat pembangunan, terdapat realitas pilu yang sering kali luput dari perhatian banyak orang: eksploitasi anak jalanan. Anak-anak yang seharusnya menikmati masa kecil mereka dengan belajar dan bermain justru harus menghadapi kerasnya kehidupan jalanan. Tidak hanya terpaksa bekerja sebagai pengamen, pemulung, atau pengemis, banyak dari mereka juga menjadi korban eksploitasi oleh individu atau kelompok tertentu yang mengambil keuntungan dari kerentanan mereka. Sebagai mahasiswa Universitas Airlangga, kami berada di pusat kehidupan kota besar seperti Surabaya dan menyaksikan secara langsung bagaimana anak-anak jalanan menjadi korban dari rantai kemiskinan, ketidakpedulian sosial, dan kelemahan penegakan hukum. Fenomena ini menunjukkan bagaimana ketimpangan sosial terjadi; itu juga menunjukkan bagaimana bangsa ini tidak melindungi anak-anak sebagai aset masa depan.
KEMBALI KE ARTIKEL