Saya bukan anak desa. Lahir dan besar di kota –katanya—terbesar kedua di Indonesia, bagaimana saya bisa dikatakan orang desa? Tapi, bagian yang saya syukuri adalah, kedua orangtua saya rajin pulang ke desa. Kekerabatan kami dengan keluarga besar dan kawan-kawan di desa tetap terjalin. Karena sering pulang itu pula saya menjadi tahu beberapa hal: tidak semua desa berdekatan atau terletak di lereng gunung. Tidak semua desa dialiri sungai dengan arus cukup deras, membuih di bagian-bagian yang terhalang batu-batu besar. Tidak semua desa berhawa sejuk. Tidak semua desa penuh dengan pepohonan dan kicau burung.