"Aku jangan lagi kau pupuki," kata bumi
"Meski wangi."
Matahari takut menampakkan diri
tapi angin terus mendorongnya
"mengapa menutup mata?
bukankah dunia penuh warna?"
tapi matahari enggan menapakkan kaki
matanya menunjuk pada uap air yang berlari
meninggalkan sungai, laut, pasir dan rumputan
lalu angin berhenti
matanya lurus menunjuk pusat bumi
yang ada hanya bisul yang kembali berdarah
dan tembok tua yang gemetar menahan isakan
"Gerah sekali bumi hari ini,"
ia bergumam, pelan sekali