Memang kita tidak mengumumkan diri sebagai Tuhan. Namun, mengklaim sebagai satu-satunya pihak yang benar, sehingga yang tidak sejalan dengan kita "auto-salah", merupakan sikap menuhankan diri.
Benere dhewe, kata orang Jawa. Kita belum beranjak menuju benere wong akeh (kebenaran orang banyak), apalagi menapaki bener kang sejati (kebenaran yang sejati).
Namun, di tengah "goro-goro" amenangi zaman edan, secercah harapan selalu muncul. Media massa tidak selalu mengabdi pada huru-hara persaingan pasar. Optimisme terbit dari media massa yang berani menyuarakan kebenaran dengan cara yang santun dan bijaksana.
"Prinsip jurnalisme ialah memberi makna, tetapi tetap terpaut pada etika", ungkap Bagun.[]
Jagalan, 150819