Salah satu bentuk “keberhasilan” manusia modern menjalani kehidupan adalah terciptanya ketimpangan demi ketimpangan—setiap pencapaian mengantarkan pelaku pada kondisi ekstrim. Ibarat rentang bilangan yang berpusat pada angka nol, kehidupan di zaman ini akan menyeret kita bergeser atau bahkan terlempar ke deret positif atau negatif. Yang merasa optimis akan diharubiru oleh optimisme. Yang merasa pesimis akan dicengkeran oleh pesimisme. Demikian seterusnya hingga nyaris tidak tersedia ruang keseimbangan yang menjadi pusat kesadaran.
KEMBALI KE ARTIKEL