Guru spiritual itu harus sakti atau orang sakti pasti pantas menjadi guru spiritual, bagi seseorang yang tengah
mabuk tidak penting lagi. Fokus dan titik beratnya adalah
sakti itu sendiri. Adapun esensi, subtansi, makna, muatan-muatan rohani, rasa objektivitas dari “guru” dan “spiritual”, yang sejatinya memiliki indikator kasat mata, bukan menjadi pertimbangan primer.
KEMBALI KE ARTIKEL