Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora Artikel Utama

Membaca “Kesaktian” Kanjeng Dimas

4 Oktober 2016   02:00 Diperbarui: 4 Oktober 2016   10:06 1994 3
Guru spiritual itu harus sakti atau orang sakti pasti pantas menjadi guru spiritual, bagi seseorang yang tengah mabuk tidak penting lagi. Fokus dan titik beratnya adalah sakti itu sendiri. Adapun esensi, subtansi, makna, muatan-muatan rohani, rasa objektivitas dari “guru” dan “spiritual”, yang sejatinya memiliki indikator kasat mata, bukan menjadi pertimbangan primer.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun