"Jika masa depan telah hilang apa masih perlu ikut tarik tambang?” Membaca kalimat penuh
gugatan itu pertama kali yang saya rasakan adalah tidak tertuju pada anak-anak, sang pemilik masa depan negeri ini, melainkan kepada diri sendiri, atau juga kita semua. Masa depan kita terletak di ke-
kini-an, sekarang,
di sini, apa yang bisa kita lakukan untuk merengkuh anak-anak itu agar tidak kehilangan masa depan?
KEMBALI KE ARTIKEL