Masjid Al-Aqsha Menara Kudus memiliki sejarah yang panjang dan menarik. Masjid ini dibangun pada tahun 1928 M, pada saat Belanda masih menjajah Indonesia. Masjid ini awalnya dibangun sebagai tempat ibadah bagi para pekerja pabrik gula di Kudus yang mayoritas merupakan pekerja yang beragama Islam. Masjid ini juga digunakan sebagai tempat pertemuan dan diskusi para aktivis Islam di Kota Kudus pada masa kolonial.
Masjid Al-Aqsha Menara Kudus memiliki arsitektur yang unik dan menarik. Bangunan masjid ini terdiri dari dua lantai, dengan atap yang berbentuk kubah. Dinding luar masjid ini dibangun dengan menggunakan batu bata merah, sementara bagian dalam masjid ini menggunakan marmer putih yang indah. Masjid ini juga memiliki menara yang menjulang tinggi dan menjadi ciri khas dari masjid ini.
Di dalam Masjid Al-Aqsha Menara Kudus, terdapat berbagai ornamen dan dekorasi yang menarik. Di dinding masjid, terdapat ukiran kaligrafi Arab yang sangat halus dan indah, serta ornamen-ornamen lainnya yang menghiasi dinding masjid. Selain itu, di bagian tengah masjid terdapat mihrab yang terbuat dari marmer putih, yang menjadi ciri khas dari masjid ini.
Masjid Al-Aqsha Menara Kudus juga menjadi pusat kegiatan keagamaan di Kota Kudus. Setiap hari, ratusan jamaah datang ke masjid ini untuk melaksanakan sholat dan ibadah lainnya. Selain itu, masjid ini juga menjadi tempat bagi para ulama dan kyai untuk memberikan tausiah dan ceramah keagamaan kepada masyarakat.
Masjid Al-Aqsha Menara Kudus juga menjadi tempat wisata yang populer di Kota Kudus. Setiap tahun, ribuan wisatawan datang ke masjid ini untuk melihat arsitektur yang unik dan menikmati keindahan bangunan ini. Masjid ini juga sering digunakan untuk acara-acara penting seperti pernikahan dan acara keagamaan.
Masjid Al-Aqsha Menara Kudus memiliki nilai sejarah dan keagamaan yang sangat tinggi bagi umat Islam di Indonesia. Masjid ini menjadi bukti dari perkembangan Islam di Indonesia dan menjadi simbol persatuan dan harmoni di antara umat beragama di Indonesia. Masjid ini juga menjadi saksi bisu perjuangan para ulama dan aktivis Islam di Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan dan kebebasan beragama di negara ini.
