telah aku jaga pula matamu ketika kesedapan waktu
disadur sebagai kata-kata yang tidur
menyamarlah malaikat di telingamu
dan akulah jejadiannya
mungkin pula sayup harpa menyergahmu
lewat perantara bibirku
karena dongengnya telah beku
ruhmu diculik nyanyian bianglala malam
pun kelabu yang kau bawa sampai legam
di pojok surga itu
peri berpunuk jutaan sayap
memeluk nafasmu
lihat lebih seksama:
taburan air matanya
yang kuyup oleh cemburu
[Palembang, 30'03'10]