Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Cerita Malam

3 Juni 2023   00:31 Diperbarui: 3 Juni 2023   00:33 158 3
Tuan malam ini terkurung dalam kotak, dia tak sendiri, puluhan orang bersamanya dalam ruangan berbentuk kotak itu, tapi semua orang-orang itu masing-masing bersama rasa sepinya, hanya rasa sesak dan panas yang akan menyadarkan mereka bahwa mereka tidak sendiri.

Tuan merenungi diri, berkhayal tentang apa yang telah dan sedang terjadi di luar sana. Tentang rumah, kawanannya, cintanya, dan jalan-jalan yang sudah berulang kali selalu dia lewati dulu, semua hal terpampang jelas depan matanya, dalam khayalnya.

"Breathe, keep breathing" Seorang dalam ruangan terdengar bergumam melantunkan "Exit Music" dari Radiohead.

Tuan lalu menoleh pada seorang yang menggumamkan lirik tersebut, tuan akhirnya tersadar kembali bahwa dia tidak sendiri. Rasa panas dan sesak tiba-tiba dia rasakan. Khayalannya tadi berhasil membawanya jauh dari tempatnya sedang membaringkan badannya yang dihimpit kiri dan kanan oleh penghuni lain ruangan tersebut. Tuan menarik dan menghembuskan nafasnya yang berat.

Entah pukul berapa dia akan tertidur, dia masih memiliki sebatang rokok, tapi menurutnya saat itu, lebih baik memegang rokoknya tanpa dibakar, sesekali dia hisap begitu saja. Sungguh dia telah lihai berkhayal untuk sekedar membodohi perasaannya sendiri.
Tuan tidak sendiri, semakin sesak dan panas dalam kotak yang berpintu jeruji itu.

Puan terbangun dini hari, mendapati dirinya tergeletak dikasur empuk, tangannya menjulur kedepan seperti memeluk yang tak ada. Dia sudah mulai merasa biasa saja mendapati dirinya terbangun di pagi yang masih gelap, lagu "Putih" dari Efek Rumah Kaca sedang terputar sedari tadi, dia memutarnya menggunakan turntable sebelum merebahkan badannya, hingga akhirnya dia tertidur tanpa sengaja.

Puan lalu bangun dan berjalan menuju kursi yang di depannya ada meja dengan segelas air putih, asbak juga rokok. Dia mengambil rokok dan membakarnya.
"uuuuuhuk huk" dia tersendak dihisapan pertamanya, air putihnya segera dia minum lalu kembali menghisap rokok yang sudah dia bakar, puan sudah tampak ahli menirukan kebiasaan pria yang paling dia banggakan.

Tatapannya kosong menghadap kejendela kamarnya yang masih terbuka, di jendela itu juga ada meja di mana dia meletakkan turntable-nya. Tatapannya kosong, mungkin dia melihat tiap kejadian lirik lagu dalam tatapan kosong itu, atau mungkin malam itu memang hanya benar-benar kosong saja.

Tapi kota yang tuan dan puan tinggali bukanlah kota yang punya kesempatan untuk tertidur lelap. Kota masih sibuk bekerja, uang terus berputar seirama dengan putaran botol-botol dan musik di lantai dansa para hedonis keterununan keluarga si kaya.

Malam adalah di mana saat semua lampu menyala, di salah satu lampu yang masih menyala, di bawahnya ada seorang tuhan imitasi kualitas rendahan bertelanjang dada sedang mencoba merakit cerita, lalu akhirnya mengakhiri ceritanya.

Terima Kasih, sampai jumpa.





KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun