SCENE 1
INT. Kamar Iwan -- Siang
(Iwan)
Di sebuah kamar, tampak seorang pemuda bernama Iwan berusia 22 tahun sedang duduk di hadapan meja belajarnya. Ia mengambil sebuah buku catatan dari tumpukan buku-buku sosial dan hukum. Lalu, Ia mulai membaca lembar demi lembar halaman dari buku tersebut. Wajahnya tampak serius ketika Ia membuka lembaran terakhir yang berisi tulisan kebohongan ke-799. (note: cut in pada tulisan)
Pikirannya langsung menembus batas kenangan hingga Ia memandangi potret-potret masa kecil bersama ibunya yang penuh makna hidup.
Iwan
Ibu, belum lama engkau meninggal. Di akhir hayatmu, kau berpesan menginginkan ku tuk selalu bermanfaat bagi banyak orang dan berguna bagi bangsa dan negara. Tapi, Bu. Maafkan aku. Mungkin aku tak mampu penuhi janjimu karena bapak terlalu keras dan tegas mengajariku sejak kecil.
Iwan tampak takut karena terngiang masa lalu tentang ucapan sang ayah yang berujar :
--- Insert (Efek audio visual)
Bapak
"bersikaplah jujur selama hidupmu. Ketika kamu berbohong catatlah kebohongan itu dalam sebuah buku. Jika mencapai 800, lebih baik kamu mati!!!!".
Close Up. Iwan tampak berpikir dan kemudian dia berkata
Iwan
(dengan penuh tekad)
Jika saya sampai melakukan 1 kebohongan lagi, maka saya harus lakukan kebohongan itu demi kebaikan orang banyak.
CUT TO