Sudah lama ayah Sukarti meninggal lantaran sakit yang tak tersembuhkan. Bila mengenang nasib buruk ayahnya, Sukarti yang hanya tamatan SD itu selalu meneteskan air mata. Sebagaimana Darsini emaknya yang hanya buruh gendong, Sukarti yang kesehariannya bekerja sebagai tukang cuci itu hanya sanggup mengobatkan ayahnya ke puskesmas setempat seminggu sekali.
KEMBALI KE ARTIKEL