Mohon tunggu...
KOMENTAR
Inovasi Pilihan

Ulasan Buku "Palestine": Ketika Gambar Mengemukakan Banyak Fakta

28 Februari 2015   22:38 Diperbarui: 16 Maret 2016   21:49 106 0

“Buku ini adalah sebuah karya politis dan estetis dengan orisinalitas luar biasa. Tidak seperti yang lainnya: dalam perdebatan panjang, rumit, dan terdistorsi yang telah menyibukkan warga Palestina, Israel, dan pendukungnya masing-masing… Dengan pengecualian, satu atau dua novelis dan penyair, tak ada seorang pun yang pernah menggambarkan keadaan mengerikan ini lebih baik daripada Joe Sacco.” – Edward Said

 

Saya membeli buku ini (yang versi Indonesia-nya diterbitkan oleh Dar! Mizan dengan judul “Palestina Membara: Duka Orang-Orang Terusir”) saat sebuah toko buku yang dikelola oleh sebuah organisasi pergerakan Islam mengadakan bazaar buku-buku diskon. Terus terang saja, kata “diskon” adalah hal yang menarik hati saya sebagai mahasiswa peminat sejarah dengan keuangan bersiklus normal setiap bulannya. Apalagi sebelumnya saya telah membaca karya Joe Sacco yang lain (“Safe Area Gorazde”, juga diterbitkan Dar! Mizan), membuat saya bisa mengetahui kapasitas wartawan-kartunis keturunan Malta ini. Singkat cerita, saya menyelesaikan membaca buku cergam ini dalam tempo tiga hari, dan mendapati bahwa “Palestine” adalah sebuah buku dengan penggambaran sejujur-jujurnya mengenai keadaan masyarakat Palestina, di Gaza maupun Tepi Barat.

Joe Sacco menghabiskan waktu di Palestina pada medio musim dingin 1991-1992 sebagai bagian dari tugas jurnalistiknya. Saat itu sedang diapungkan kemungkinan pembicaraan damai antara pihak Palestina dan Israel. Dibuka dengan penggambaran kesemrawutan kota Kairo, narasi gambar Sacco kemudian beralih kepada hari-hari pertamanya menginjakkan kaki di daerah yang selalu dilanda konflik ini. Mewawancarai orang-orang Palestina dan Israel, meliput peristiwa-peristiwa yang terjadi saat itu, dan berbagai macam aktivitas wartawan pada umumnya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun