Batu berukiran sulur dan kaligrafi arab itu tergeletak begitu saja di atas tanah. Di antarnya ada yang telah tertimbun dan menyata dengan warna tanah. Bentuk batu itu sudah tidak lagi utuh, terlihat beberapa bagiannya yang telah patah dan tersebar di mana-mana, ada juga yang berlumut. Batu itu adalah batu Aceh, nama lain yang disematkan untuk nisan umara dan ulama Aceh tempo dulu. Sampah-sampah plastik dan botol bekas minuman juga berserakan di sana sehingga sulit membedakan apakah tempat tersebut adalah areal pemakaman atau tempat pembuangan sampah.
KEMBALI KE ARTIKEL