Mohon tunggu...
KOMENTAR
Filsafat

Reformasi Makna Toleransi

7 Juli 2020   13:34 Diperbarui: 25 Juli 2020   07:48 202 2
Kita sebagai manusia dilahirkan berbeda antara satu dengan yang lainnya. Kita tidak bisa memilih untuk lahir di tanah Indonesia atau Malaysia, memiliki warna kulit eksotis atau pucat, lahir dalam keluarga Islam atau Hindu. Kita hanya bisa menjalankan apapun yang Tuhan berikan. Tuhan menciptakan keunikan bagi setiap manusia untuk membuat sebuah keberagaman di dunia. Bagi Tuhan, setiap manusia itu sama walaupun bagi kita setiap manusia itu berbeda. Tidak salah jika kita memandang orang lain berbeda dengan kita karena memang terlihat sebuah perbedaan yang jelas oleh kita.  Cara kita memandang sesuatu memang berbeda dengan cara Tuhan memandang dan cara kita berpikir tentu berbeda juga dengan cara Tuhan berpikir. Tuhan tahu bahwa kelak manusia akan menyadari adanya perbedaan sesama manusia, karena itulah Tuhan menciptakan sebuah gumpalan daging yang dinamakan hati. Manusia dianugerahi keagungan akalnya yang mampu berpikir dengan baik dan manusia juga dianugerahi sebuah hati agar bisa menyimpan sebuah perasaan. Apapun yang kita yakini kadang lebih sering dipengaruhi oleh hati dibandingkan oleh akal jadi kita cenderung mempertahankan apa yang kita yakini terlepas dari benar atau salahnya menurut akal kita. Kepercayaan atau keyakinan kita pada sesuatu membuat perasaan aman, nyaman, dan damai dalam diri kita sehingga kita cenderung mempertahankan apa yang kita yakini. Banyak yang berkata bahwa manusia memiliki sifat ego yaitu hanya melakukan kepentingan yang baik untuk dirinya sendiri tetapi ternyata tidak selalu seperti itu. Di lain sisi, manusia sebagai makhluk yang sosial juga memiliki keinginan untuk saling bergantung kepada manusia yang lain sehingga kita cenderung mempertahankan kebergantungan pada manusia yang memberikan hasil yang baik menurut kita. Dalam kebergantungan tersebut, kita cenderung ingin manusia lain mendapatkan rasa aman, damai, dan nyaman seperti yang kita rasakan tetapi di sini letak permasalahannya bahwa kita cenderung menganggap rasa aman, damai, dan nyaman pada setiap manusia itu sama dan diraih dengan cara yang sama dengan kita.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun