Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

Menjelajah Komunitas Makhluk Astral di Goa Gembul

9 Juli 2013   23:03 Diperbarui: 12 Desember 2016   20:17 823 1

Warta berkisah, para aulia pernah menjadikan beberapa lokasi di sekitar Goa Gembul, Desa Jadi Kec. Semanding, Kab. Tuban sebagai tempat berkumpul(kumpul berubah kata menjadi gembul) dan berdiskusi.Seperti biasa, di sini mereka membahas bagaimana cara yang efektif dan efisien di dalam menyebarkan agama Islam,dan diantara para waliyulllah tersebut adalah Sunan Bonang dan Sunan Kalijaga.

Dan dikalangan tertentu beredar suatu keyakinan bahwa tempat atau apapun yang pernah disinggahi apalagi dijamah oleh aulia besar bisa berubah menjadi tempat keramat atau benda-benda bertuah. Bahkan, lebih dari itu, para aulia yang dapat dipastikan mempunyai kedekatan tinggi dengan sang Khaliq akan selalu didampingi oleh para pengikut gaib berupa jin muslim yang memiliki kesetiaan sulit untuk ditakar.




Hal ini bisa terlihat dari kesetiaan mereka dalam menjaga jasad atau berbagai barang majikannya sudah lama meninggal dunia. Dan disekitar Goa Gembul ini, diduga banyak terpendam benda-benda pusaka peninggalan waliyullah yang tidak pernah terlepas dari penjagaan jin muslim.

Biasanya berangkat dari keyakinanan itulah yang mengusik keinginan sejumlah porang untuk mendatangi beberapa titik disekitar Goa Gembul ini. Mereka datang ke lokasi ini tentu saja sambil membawa maksud dan tujuan tertentu; seperti ngalap berkah atau berburu benda pusaka. Karena ulah sebagian orang ini yang semakin menguatkan keyakinan penduduk setempat bahwa area Goa gembul ini merupakan kawasan keramat.

Kebetulan karena lokasi Goa Gembul dekat dengan tempat saya tinggal, keyakinan masyarakat yang sedemikian mengusik ketertarikan saya untuk membuktikannya. Dan beberapa bulan yang lalu dengan seorang kawan menjuju lokasi goa yang berada di tebing bukit kapur tersebut selepas sholat isya’.



Sesampai di lokasi, suasana begitu sunyi terlebih pepohonan besar yang masih dapat kita jumpai di sini menambah suasana astral begitu terasa. Meski kedatangan kami sudah malam, ternyata disana masih ada juru kuncinya. Setelah mengutarakan maksud kedatangan kami lelaki setengah baya tersebut mengaku bernama Pak Samidin, 56 tahun. Setelah mempersilahkan kami dan berpesan berbagai hal yang tidak diperbolehkan di lokasi Goa keramat ini, dia berpamitan untuk pulang. Lanjutkan membaca


KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun