Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud Pilihan

"Indonesia" Mini Itu Bernama Luwu Timur

4 Mei 2014   01:10 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:54 144 1
Refleksi Budaya HUT Luwu Timur ke XI

Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara yang berangkat dari peleburan Kerajaan-Kerajaan lokal dinusantara dari sabang sampai marauke yang memuncak pada Proklamasi Kemerdekaan pada Tahun 1945, Kemajemukan Etnis dan agama dan keragaman budaya menjadikan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang "unik" dimana kemajemukan masyarakatnya yang terdiri dari ragam suku,agama dan budaya mampu hidup berdampingan secara rukun dan bersikap toleran antara satu dengan yang lainnya, keragaman dan toleransi yang tinggi ini lalu di bingkai oleh Bhineka Tunggal Ika dengan landasan Pancasila sebagai dasar berbangsa dan bernegara.

Bhineka Tunggal Ika tidak hanya menunjukkan adanya suatu tujuan untuk mencapai suatu tatanan masyarakat yang menyatu, tetapi merupakan sikap tegas untuk menegakkan kesatuan dan persatuan secara total dengan berpijak pada butir-butir pancasila sebagai dasar.

Adalah Kabupaten Luwu Timur yang terbentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 7 Tahun 2003, merupakan kabupaten yang termuda di Propinsi Sulawesi Selatan, meskipun masih tergolong sangat muda tetapi Kabupaten Luwu Timur mampu memposisikan diri berdiri sejajar dengan Kabupaten lain yang lebih dahulu terbentuk, kesejajaran ini dapat dilihat dengan persentase pembangunan infrastruktur umum mulai dari kota kabupaten sampai kedesa-desa, dan juga yang menjadi prioritas adalah pemenuhan sarana dan prasarana Pendidikan dan Kesehatan, sektor Pertanian dan Kelautan

Meskipun masih berumur 11 Tahun, diawal terbentuknya Kabupaten Luwu Timur Telah meletakkan amanah konstitusi dengan Program Pendidikan dan Kesehatan Gratis, yang dimana mungkin masih banyak Kabupaten belum menerapkan program ini. tentunya dengan pendidikan dan kesehatan gratis mampu menjadikan entitas entitas manusia baik secara individu maupun komunal menuju proses perubahan sosial dan ekonomi masyarakat menuju kearah yang lebih baik.

Sebagaimana Indonesia negara yang masyarakatnya sangat majemuk, heterogenisasi sosial itupun terpotret pada Kabupaten Luwu Timur, kita dapata menjumpai beragam suku baik itu suku Jawa,Bali,Timor,Wotu,Toraja,Bugis,Makassar,Padoe dan Pamona, juga ragam agama Islam,Kristen dan Hindu dimana semua entitas sosial ini mampu hidup rukun berdampingan secara harmonis.

Beberapa tahun lalu seorang kawan saya seorang peneliti,  berkunjung ke Luwu Timur, menjadi kagum melihat bagaimana toleransi antar pemeluk agama begitu hidup dan terbangun yang secara  empirik terlihat rumah ibadah dua agama bisa berhadapan bahkan berdampingan tanpa adanya intrupsi psikologis kultural.

Hubungan antar masyarakat dengan kebudayaan yang paling realistis ditunjukkan melalui keberadaan kebudayaan sebagai wadah untuk mempertahankan masyarakat dari berbagai ancaman yang menghadang mereka. kebudayaan bisa menginformasikan tentang nilai suatu dan beberapa peristiwa dimasa lalu, sekarang dan akan datang dan kebudayaan mengajarkan kepada setiap manusia tentang apa yang harus dibuat oleh generasi manusia.

Dalam konteks indonesia, Kerukunan antar etnis dan agama dan juga sikap toleransi adalah aktualisasi nilai kebangsaan dan keindonesiaan yang mampu dieksplorasi dan diproyeksikan secara arif dan bijak oleh Pemerintah Daerah dan Masyarakat Luwu Timur, sehingga kemajemukan sosial,dan keterbukaan dan saling menghormati antara satu komunitas dengan komunitas yang lain yang terjalin secara harmonis menjadi bagian pilar pembangunan di Kabupaten Luwu Timur.

Proses Pembangunan yang berlangsung membentuk suatu mode produksi baru dimana tidak hanya memungkinkan pertemuan dan pencampuran berbagai etnis yang didasarkan pada kegiatan ekonomi yang sama, tetapi juga terbentuknya pemukiman yang berisi anggota dari latar belakang etnis, bahasa, dan agama yang beragam. dalam lingkungan semacam ini komunikasi baru terbentuk diluar batas batas budaya mereka dan membangun satu sejarah baru dalam hidup bersama.

Selamat Hari Jadi Kabupaten Luwu Timur yang Ke XI,

Semoga diusia masih belia yang telah mendewasa, menjadi pilar terdepan dalam Pembangunan Kebangsaan dan Keindonesiaan

Dirgahayu Bumi Batara Guru, semoga Tuhan senantiasa melimpahkan Rahmat dan berkahNya tiada henti.

Malili, 3 Mei 2014

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun