Salah satu kesenian 'langka' dan berusia tua yang masih eksis hingga kini adalah kesenian Rodad. Ini pun setahu saya hanya ada di Banyumas, khususnya di Desa Cikawung, Kecamatan Pekuncen. Kenapa langka dan berusia tua? Langka karena berdasarkan penelusuran di Youtube tidak ditemui kesenian serupa yang memiliki kesamaan gerak, syair dan iringan musiknya (rebana atau genjring dalam istilah Banyumasan). Berusia tua karena sejak puluhan tahun lalu kesenian Rodad ini sudah ada dengan gerak dan iringan syair yang tidak berubah. Pelatih kesenian Rodad kini berusia 60 an tahun dan beliau mengatakan bahwa ketika kecil kesenian ini sudah ada dengan gerakan yg sama hingga kini.
Dari penelusuran di Google, terdapat sebuah tulisan yang menyatakan bahwa istilah RODAT (tulisan tsb menggunakan kata Rodat bukan Rodad) berasal dari kata rodotan atau raudatan yang berarti taman atau kebun. Sedangkan asal kesenian tradisional RODAT -masih menurut sumber tulisan tersebut- berasal dari daerah Bali, yaitu Kabupaten Badung. Dulunya, rodat merupakan salah satu pasukan perang dari Kampung Islam Kepaon, Kerajaan Badung, Bali. Nama rodat ini merupakan pemberian Cokorda Pemecutan saat membantu bertempur melawan kerajaan Mengwi dan perang Puputan Badung.Meski kesenian tardisional Rodat diklaim berasal dari Bali tetapi hal ini belum bisa dikonfirmasi kebenarannya. Berikut ini adalah pertunjukan kesenian Rodad yang dibawakan oleh para santri dari TPA Baitul Munir Desa Cikawung RT 05 RW 02 Kecamatan Pekuncen, Kabupaten Banyumas.
===>> Mohon maaf hanya bisa menampilkan link di Youtube, soalnya tidak bisa menampilkan embed nya di post ini. Silakan klik tautan ini http://www.youtube.com/watch?v=KzpDEx-4G0s <<====
Pertunjukan Rodad bisa untuk menghibur pada acara khitanan, pernikahan, acara hari besar Islam, dan event lainnya.Untuk informasi tentang Rodad ini silakan kirim email ke : wongcikawung@gmail.com.Terima kasih.