- Paham keagamaan yang ngetop di dalem negara tertentu, biasanya bakal diekspor ke luar negara itu untuk memuluskan agenda-agenda geopolitiknya.
- Di jaman pemerintahan George Walker Bush, kebijakan luar negerinya yang suka ikut campur/interventionist terhadap masalah-masalah umat Islam di luar AS, itu kebijakannya kebanyakan dibuat dan dipromosikan sama kaum neo-conservative. Tujuannya adalah penafsiran terhadap Islam atau gaya beragama masyarakat yang jadi target kebijakan itu sesuai dengan agenda-agenda strategis global AS. Inget aja di jaman dia siapa yang paling kenceng jalanin agenda itu di sini.
- Di Eropa juga sama. Banyak negara yang jadi anggota Uni Eropa terutama, yang biayain banyak organisasi (apapun bentuknya), yang manipulasi supaya umat Islam di sana itu gak peduli politik alias apolitis, manipulasi supaya umat Islam di sana ikutan dengan adat setempat dan rutin ngirim tokoh-tokoh Islam yang dibiayai pemerintah sana untuk dikirim ke negara-negara Timur Tengah dan Asia lainnya yang mayoritas Islam untuk ngajak mereka supaya mau yakin kalo umat Islam di Eropa barat itu "baik-baik aja".
- Contoh nyata dari poin sebelumnya itu adalah program "Projecting British Islam" yang dijalanin sama The British Foreign and Commonwealth Office.
- Banyak dari aparatur negara di negara-negara Timur Tengah yang bikin program "Islam Moderat" itu cuma untuk narik perhatian donatur dari AS dan negara-negara anggota Uni Eropa. Bahkan peneliti paper ini nyebut program-program buatan mereka itu sebenernya adalah buat bikin "Islam Statis", yang fokus ke ibadah individu aja.
=====
Peneliti yang buat paper ini bukan orang sembarangan. Ini datanya:
- Peter Mandaville adalah profesor Hubungan Internasional di Schar School and Government di George Mason University | https://islamicstudiescenter.gmu.edu/people/pmandavi
- Shadi Hamid adalah senior fellow di Brookings' Center for Middle East Policy, kontributor tetap di media kelas dunia The Atlantic dan pernah jadi Hewlett fellow di Stanford University. Dia dapet gelar doktor di bidang politik dari Oxford University | https://www.brookings.edu/experts/shadi-hamid/