Tentang bintang yg temaram
Di selasar penanjakan bromo tengger
Aku mendengar kehangatan
Sesaat damai angin savana
Meniupkan kantuk di sela sela malam
Aku menangis ditengah malam
Tanpa alasan
Entah gusar entah damai
Namun dingin pegunungan
Seakan membunuhku perlahan
Aku terbangun dalam kebekuan
Melihat matahari terbit bergegas
Tepat diantara dua gegunungan
Aku tak akan melepaskan keindahan
Bermandikan debu beterbangan
Aku mengecoh waktu
Agar tak mengikutiku
Entah berapa lama lagi hidupku ini
Meramu detik menjadi episode
Bahagia, sedih, luka, tawa
Berbagi inspirasi tentang negeri
Kini aku tengah menikmati sendu
Diantara rerindang cemara
Pintu masuk angin surga
Menantikan waktu
Menjemputku kembali ke jakarta
Selalu rindu menemuimu lagi
Bromo tengger semeru
Probolinggo, musim hujan.