Mohon tunggu...
KOMENTAR
Olahraga

Sepakbola Bukan Lahir di Inggris, Tapi di Indonesia

7 September 2012   18:30 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:47 1329 1
Sepakbola disebutkan berasal dari negara Inggris. Hal ini diperkuat dengan kenyataan bahwa di negara itu sepakbola tumbuh dan berkembang pesat bukan hanya sekedar permainan yang diadopsi ke dalam sebuah olahraga semata melainkan juga menjadi sebuah industri/ bisnis yang dikelola secara modern dan profesional, tempat berkumpulnya para pemain top dari seluruh penjuru dunia dan memiliki liga domestik yang paling banyak dalam menyedot pundi-pundi mata uang. Maka pantaslah bahwa Inggris mendapatkan julukan kiblatnya sepakbola. Namun, sekarang-sekarang ini saya memiliki anggapan berbeda. Dari sebelumnya sayapun sependapat dengan sejarah umum sepakbola dunia yang menyebutkan bahwa di Inggrislah sepakbola lahir, tapi kini saya berkeyakinan bahwa sejarah umum tentang sepakbola dunia itu salah karena di Indonesialah sebenarnya permainan sepakbola itu lahir dan dibesarkan, bahkan tetap terjaga keasliannya sampai saat ini. Hal ini didasari dari sebuah cerita dari seorang guru saya yang bernama Pak Ade, dan bagi yang hendak menyimak cerita beliau, berikut ini saya kutip ulang dalam bentuk tulisan yang bisa para pembaca cekidot bersama-sama :

Sebuah cerita dari guru saya mengenai sebuah permainan di zaman dulu di pedalaman sebuah kampung suatu negeri yang bernama Indonesia. Guru saya meyakini bahwa permainan itu adalah asal muasal dari permainan sepakbola seperti yang sering kita tonton dan kita mainkan di masa sekarang ini. Cerita beliau diawali dari pem-visualisasian wujud sebuah bola yang merupakan perangkat wajib dalam permainan tersebut. Bola itu terbuat dari buah jeruk, sebuah jeruk yang ukurannya sangat besar bila dibandingkan dengan ukuran jeruk-jeruk lainnya, dan belakangan jeruk itu diidentifikasi sebagai jeruk bali.

Sebelum dipakai untuk bermain, buah jeruk itu terlebih dahulu dibakar, yang entah tujuannya untuk apa, hanya saja saya beranggapan bahwa mungkin itu untuk membuat buah jeruk tadi menjadi  lebih padat dan cukup kuat untuk ditendang-tendang sepanjang permainan. Setelah wujud atau bentuk bola tadi selesai dijelaskan, Pak Ade melanjutkan ceritanya dengan menyebutkan kata gawang. Gawang sebagaimana yang sudah sama-sama kita ketahui ternyata juga sudah muncul penampakkannya sejak masa itu, hanya saja bentuknya pastilah lebih sederhana dan ternyata jumlahnya hanya satu yang berada di tengah-tengah area permainan dan bisa dijebol dari sisi depan dan sisi belakang. Kemudian pada masa itu belum dikenal adanya pengaturan posisi seperti halnya masa sekarang ini yang sudah dibagi-bagi menjadi ada yang berposisi sebagai pemain depan, pemain tengah, bek/ pemain belakang, apalagi istilah-istilah seperti bola keluar, handball sampai offside. Semua pemain menjadi lawan satu sama lainnya, dalam benak saya tergambar bahwa seluruh pemain berusaha berebutan sebuah bola untuk ditendang-tendang dengan cara dan tekhniknya masing-masing yang pasti ngacak dan tidak berpola sambil berusaha mengarahkannya ke gawang dari sisi manapun yang dikehendaki sekalipun harus lari berputar-putar mengikuti arah bola yang liar menggelinding mengelilingi gawang. Sungguh dalam benak saya itu suatu situasi yang cukup menggelikan, namun hal yang saya anggap menggelikan itu seolah berubah menjadi aneh dan menyeramkan setelah saya mengetahui ternyata berapapun jumlah gol yang dicetak oleh seorang pemain tidaklah menjadi hitungan, dia yang rajin menjebol gawang tidak serta merta akan mendapatkan predikat pemain top ataupun menjadi bintang lapangan, siapa yang diangkat sebagai pemain hebat dan pemenang yaitu dia yang paling banyak mematahkan tulang-tulang kaki para pemain lainnya.

Begitulah kira-kira cerita yang telah disampaikan oleh Pak Ade, dan saya semakin yakin akan sejarah asal muasal sepakbola bahwa sepakbola adalah betul-betul asli produk dari Indonesia, bukan dari Inggris. Dapat dibuktikan dari kenyataan bahwa hanya di Indonesia sepakbola masih sebatas tendang-tendangan dan sering ditampilkan tanpa aturan, tidak adanya kekompakan karena dari awalnya antara pemain satu dengan yang lain adalah lawan. Selalu mengandalkan pola-pola permainan tanpa bentuk serta yang paling menonjol adalah permainan kasar adu fisik yang lebih sering dipertontonkan meskipun dengan sedikit modifikasi sesuai perkembangan zaman namun masih tetap mampu terjaga keasliannya. Demikianlah kenyataan yang ada dan akan sampai kapan sepakbola Indonesia terjaga keasliannya, kita tunggu cerita dari Pak Ade selanjutnya.

Salam Indonesia Bangkit!

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun