Sayangnya hukuman Allah tidak disadari oleh orang itu. Setan justru membisikkan kepadanya, "Lihat, tanpa menjalankan agama dengan baik pun, kamu bisa hidup enak."
Maka, dia pun semakin jauh dari Allah, semakin jauh dari agama. Semakin meninggalkan perintah-perintah-Nya, semakin bermaksiat.
Setiap kali Allah menambah kekayaan, ia justru semakin jauh dari Allah.
kaya -- bermaksiat -- tambah kaya -- merasa tidak apa-apa -- tambah bermaksiat -- dst
*
Ada juga orang yang hidup serba susah payah. Sudah begitu, ia tidak terlalu taat beragama. Tidak tahu banyak tentang halal haram, perintah-perintahNya, larangan-laranganNya, dsb. Maka, Allah menghukumnya dengan menambah kesusahan hidupnya.
Namun, lagi-lagi sayangnya, ia tidak menyadari hukuman tsb. Setan justru membisikinya, "Lihat! Menjalankan agama saja, kamu tetap hidup susah. Jadi buat apa?"
Maka, dia pun semakin jauh dari Allah, semakin jauh dari agama. Semakin tidak mau menuntut ilmu. Setan membisikinya, "Daripada buat ngaji, lebih baik waktunya buat kerja. Orang kamu kerja terus saja masih susah, masih kurang uangnya."
Setiap kali Allah menambah kesusahannya, ia justru semakin jauh dari Allah.
susah -- jauh dari agama -- tambah susah -- tambah merasa ga ada waktu -- tambah jauh dari agama -- dst
*
Perhatikan, bahwa lingkaran setan itu berawal dari ketidaksadaran akan hukuman Allah. Akibat dari tipuan setan. Dan karena mereka jauh dari ilmu agama, mereka tidak sadar sedang tertipu. Perhatikan pula bahwa masalahnya bukan soal kaya miskin. Keduanya berpeluang sama untuk jadi baik.
Misal si kaya, bersyukur atas kekayaannya, ia akan tambah bersyukur ketika Allah menambah kekayaannya. Misal si miskin menyadari kekurangannya lalu bertakwa dan memohon pertolongan Allah, mendekat kepadanya, maka Allah tentu tidak akan menyia-nyiakannya.
Hidup adalah tentang kesadaran.[]