Misalnya, begini: Jika suatu ketika rombongan anggota dewan yang melakukan kunjungan kerja ke suatu daerah, tiba-tiba kenderaan yang mereka ditumpangi masuk ke jurang. Masyarakat setempat beramai-ramai datang hendak membantu, namun begitu mereka tahu yang kecelakaan kenderaan itu adalah anggota dewan, maka warga masyarakat jadi tak percaya apa pun pengakuannya.
Termasuk anggota dewan yang mengaku masih hidup pun akan dikuburkan. Karena logika masyarakat, setiap kenderaan yang masuk jurang, penumpang di dalamnya pasti akan mati. Jadi, walaupun ada yang mengaku masih hidup, karena itu pengakuan anggota dewan maka masyarakat tidak lagi dapat mempercayainya.
Dari pada pusing-pusing mendengar pengakuan mereka, lebih baik semua anggota dewan yang kecelakaan itu dianggap saja sudah mati semua. Lalu mereka dikuburkan. Jika besoknya ada yang datang bertanya, kenapa mereka dikuburkan, masyarakat akan menjawab: Memang ada beberapa orang yang mengaku-ngaku masih hidup, tapi pengakuan anggota dewan mana bisa dipercaya.