Keputusan itu adalah, sholat taraweh tetap di lakukan, ini salah satu amalan Ij'tihat , bila yang kita lakukan salah kita tetap mendapatkan satu pahala, namun bila yang kita lakukan ternyata benar, insyaalloh sepuluh pahala kita dapatkan (demikian antara lain isi khiotbah taraweh) tadi. Jadi keputusan mematahkan keraguan semacam itu sungguh sama sekali tidak ada ruginya.
Urusan penentuan Idul Fitri, kebiasaan kami adalah mengikuti Ulil Amri (pemerintah), Â Nabi SAW mengajarkan agar urusan2 untuk kasmaslahatan orang banyak kita ikuti saja Ulil Amri, benar salah nya biarlah pemerintah berurusan dengan Alloh.
Dalam khotbah terakhir ramadhan tadi, harapan untuk bertemu ramadhan tahun depan menjadi kata kunci, agar umur kita dipanjangkan Alloh SWT salah satu sarannya adalah dengan cara kita syukuri umur kita.  Kita manfaatkan umur kita. Kita pantas bersyukur  bahwa sampai hari ini atas izin Alloh kita masih bisa bernafas, masih bisa  mendo'akan orang  tua kita,  masih bisa mendoakan sanak  saudara2 kita, baik yang sehat maupun yang sakit.
Point nya, syukuri bahwa sampai hari ini  kita masih diberi nafas, agar nafas kita dipanjangkan Alloh, alias mendapat gratisan panjang umur dari Alloh, agar kitas dapat menjumpai ramadhan tahun depan.
Amin ya rabbil alamin.
SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1432H, Â TAKABALALLAHU MINA WA MINKUM