“Mohonlah pada Allah dalam shalat malam kita,” demikian ujar Alfian.
Ia membandingkan para pemimpin umat di masa lalu. Sebagaimana akhlak Mohammad Natsir yang pernah menjadi perdana menteri di tahun 1950-1951.
“Dulu kita punya Allahuyarham, Muhammad Natsir yang bisa mengumpulkan semua Ormas Islam yang sedang bertikai. Tapi saat ini kita tidak punya yang dituakan. Akhirnya semua pingin jadi jagoan, “ ujarnya.
Para pemimpin itu, menurut Alfian harusnya orang-orang yang tergugah dengan Al-Qur’an. Indonesia harus memiliki pemimpin yang kuat, berotoritas, dan memiliki hapalan Al-Quran. Apalagi jika ia tidak putus shalat malam, kekuatan dahsyat akan dimiliki seorang pemimpin.
Alfian meyakini permohonan para pemimpin seperti itu akan didengar Allah, terutama jika dipanjatkan pada sepertiga malam terakhir.
“Berpolitik itu adalah bagian dari seseorang yang memahami Al Qur’an. Selama mereka tidak bertahdzim dengan Al Quran, maka jangan katakan mereka pemimpin Islam!”katanya.
“Ketika di Indonesia mulai menerapkan ekonomi syariah, berarti ekonomi syariah bisa jadi solusi. Jika secara syariah bisa diterapkan pada ekonomi, maka hal yang sama bisa juga diterapkan dalam politik,”ujarnya menjelaskan.*