Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Ketika Kutatap Wajah Istriku

29 Desember 2010   06:34 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:15 112 0
Ketika kutatap wajah istriku, betapa aku sangat bersyukur kepada Allah, atas anugerah terbesar yang pernah aku terima. Seorang wanita yang tegar,namun keridhoan dan keikhlasannya menerima diriku sebagai suaminya, membuatku tidak berhenti bahkan tidak akan pernah berhenti bersyukur kepada Allah, atas "kado pernikahan paling indah yang diberikan kepadaku".

Ketika kutatap wajah istriku, betapa besar rasa maluku, karena masih banyak kekurangan pada diriku.

Dan sungguh banyak kelebihannya, yang mungkin aku tidak akan mampu menandinginya. Seorang wanita yang tegar dan tidak banyakmenuntut, kecuali tanggung jawabku sebagai suami, ayah dan imam keluarga. Dia wanita yang ikhlas menerima segala kelemahan dan kekuranganku, sebagai suami.

Ketika kutatap wajah istriku, betapa bangga dan bersemangatnya diriku,karena dukungannya terhadap perjuanganku untuk terus memperbaiki diri.  Aku memang bukan laki-laki yang sempurna dan dia juga bukan wanita yangsempurna, tetapi Allah telah memilihnya untuk menjadi pasangan hidupku dan juga ibu anak-anakku.

Semoga inilah yang terbaik menurut Sang Maha Penentu Takdir.  Ketika kutatap wajah istriku, di saat dia sedang lelap tertidur, tak terasa menetes air mataku, karena rasa syukur kepada Allah atas anugerah terbesar-Nya. Terlihat wajahnya yang kelelahan, karena harus melayani suami dan anak-anak. Tapi aku yakin, lewat keikhlasannya, dia akan menjadi wanita yang mampu terus berjuang di jalan Allah dengan menjadi istri dan ibu anak-anakku.

Kukecup keningnya, sambil keberdoa, Ya Allah, jadikanlah dia bidadari syurgaku, sehingga meringankan pertanggung jawabanku, saat menghadap-Mu di Hari Perhitungan kelak. Amin.

Dari suami yang masih banyak kekurangan.. .



































































KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun