Maka begitu ada pejabat yang menafikan protokoler, naik kereta rakyat, naik ojek, tidur di rumah petani miskin beralaskan tikar, makan tiwul, mengamuk di jalan toll seketika itu mendadak populer. Inilah sosok pemimpin yang diharapkan rakyat. Membaur dan merasakan denyut nadi kehidupan bersama rakyat. Bukan pejabat yang ongkang-ongkat di kantor dan istana yang megah.
Ya, Pak Dahlan Iskan memang lain dari kebanyakan pejabat di negeri ini. Dia yang berlatar belakang wartawan tentu tidak bisa berdiam diri duduk manis di belakang meja. Ibaratnya di memang hobi blusukan ke mana-mana. Dia yang berlatar belakang keluarga miskin walaupun kaya tidak serta merta menjadi sombong dan angkuh. Inilah Satria Piningit, jawaban untuk negeri ini.
Pejabat lain maupun orang yang mengincar jabatan di negeri ini bisa saja meniru gaya Dahlan Iskan, termasuk Gayus cs. Misalnya naik kereta ke Surabaya dengan kelas ekonomi, naik ojek, tidur di rumah petani miskin, atau sejenisnya. Kemudian mengundang sejumlah kru media dan memblow-up berita 'kerakyatan' di media besar-besaran. Lalu apa tanggapan masyarakat?
Pastilah beragam. Ada yang pro dan kontra. Semua akan dilihat dari ketulusan hatinya dan jejak rekam kehidupannya. Bisakah setulus Dahlan Iskan? yang mottonya kerja, kerja dan kerja dan tidak ada pamrih?
Saya yakin bukan hanya Pak Dahlan yang sederhana, merakyat dan mempunyai etos kerja yang luar biasa di negeri ini. Tentu saja lebih banyak Dahlan Iskan di negeri ini akan lebih baik daripada negeri ini dihuni korup, tukang curhat, peragu dan lebay.
Intinya jika ingin sekedar populer dan merakyat itu mudah dan simpel. Tapi rakyat akan menilai konsistensi dan ketulusan semua tindakan yang dialkukan.